Berita Purbalingga
Mengenang Kejayaan Pabrik Pengolahan Tembakau Purbalingga, Sanggup Gaji Karyawan Melebihi PNS
Kabupaten Purbalingga menyimpan sejarah industri tembakau di Indonesia. Tersohornya sampai Eropa.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Kabupaten Purbalingga menyimpan sejarah industri tembakau di Indonesia.
Tembakau di kabupaten yang terletak di kaki Gunung Slamet itu pernah berjaya.
Hasil tembakaunya bahkan pernah dikirim ke berbagai negara di Eropa.
• Oknum ASN Kudus Terlibat Perselingkuhan Tak Biasa, Kepala BKPP: Poliandri Masih Mending, Ini Parah
• SPG Rokok Terlibat Prostitusi Online, Ada 2 Jenis Tarif, Short Time dan Menemani Sepanjang Hari
• Tanpa Menawar, Ada Warga Semarang Siap Beli Tanah dan Mempersunting Janda Cantik Kudus
• Ini Wajah Dua Pelaku Pembuangan Bayi di Gunungpati Semarang, Dibuang karena Ayah Malu
Satu di antara pabrik yang pernah mengolah tembakau dan berjaya saat itu adalah PT Gading Mas Indonesian Tobbaco (GMIT).
Pabrik itu terletak di tengah perkotaan di Purbalingga, atau tepatnya di Kandanggampang yang saat ini menjadi pabrik rambut palsu.
PT GMIT atau Gemit yang sering disebut masyarakat sekitar pabrik memperoduksi cerutu.
Bambang Sarwono (70) adalah satu di antara mantan karyawan yang pernah merasakan kejayaan GMIT.
Menurutnya, GMIT merupakan perusahaan nasionalisasi sekira 1963 silam.
Perusahaan tersebut merupakan hasil joint venture antara Belgia dan Indonesia.
"Kalau dari Indonesia yang mewakili nasionalisasi Ibnu Sutowo mantan Direktur PT Pertamina," tutur dia seusai peluncuran buku berjudul Tembakau.