Berita Nasional
Nadiem Minta Maaf, Memohon NU-Muhammadiyah dan PGRI Kembali Gabung POP
Mendikbud) Nadiem Makarim minta maaf pada Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah terkait polemik Program Organisasi Penggerak (POP).
TRIBUNJATENG.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim minta maaf pada Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah terkait polemik Program Organisasi Penggerak (POP).
Ia juga berharap NU, Muhammadiyah serta Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI) yang selama ini sudah menjadi mitra strategis pemerintah dan berjasa besar di dunia pendidikan, dapat kembali bergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP).
"Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna," ujar Mendikbud seperti dilansir dari laman Kemendikbud, Selasa (28/7/2020).
Dalam keterangan tertulis yang sama, Nadiem juga menyatakan bahwa Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation dipastikan menggunakan skema pembiayaan mandiri untuk mendukung POP.
• Artis VS Disebut Sekali Kencan Buka Harga Rp 30 Juta Include Kamar, Polisi: Masih Kami Dalami
• Youtuber Putra Siregar Jadi Tersangka Kasus HP Ilegal, Mengaku Dijebak Teman Dekat
• Kantor PDIP Dilempar Bom Molotov Tadi Malam, Sekjen DPP: Kami Tidak Kenal Takut
• Cerita Rizky Billar Ungkap Rahasia di Balik Pertemuannya dengan Lesty
Sehingga, kedua yayasan yang selama ini bergerak di bidang pendidikan tersebut tidak memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menjalankan programnya.
"Berdasarkan masukan berbagai pihak, kami menyarankan Putera Sampoerna Foundation juga dapat menggunakan pembiayaan mandiri tanpa dana APBN dalam Program Organisasi Penggerak dan mereka menyambut baik saran tersebut,” kata Nadiem di Jakarta, Senin (27/7).
Dengan demikian, lanjut dia, diharapkan akan menjawab kecemasan masyarakat mengenai potensi konflik kepentingan, dan isu kelayakan hibah yang sekarang dapat dialihkan kepada organisasi yang lebih membutuhkan.
Sementara itu, organisasi yang menanggung biaya pelaksanaan program secara mandiri nantinya tidak wajib mematuhi semua persyaratan pelaporan keuangan yang sama yang diperlukan untuk Bantuan Pemerintah dan tetap diakui sebagai partisipan POP.
Namun, Kemendikbud tetap akan meminta laporan pengukuran keberhasilan program dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Instrumen pengukuran yang digunakan antara lain Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter untuk SD dan SMP atau Instrumen capaian pertumbuhan dan perkembangan anak untuk PAUD.
“Sekali lagi, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian besar terhadap program ini. Kami yakin penguatan gotong-royong membangun pendidikan ini dapat mempercepat reformasi pendidikan nasional yang diharapkan kita semua," pungkas Nadiem.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minta Maaf, Nadiem Berharap Muhammadiyah, NU dan PGRI Kembali ke POP"