Berita Semarang
Kisah Aisyah Bocah Semarang Mendadak Lumpuh Saat Dibawa Hajatan, Dukun: Diikuti Nenek Berambut Putih
Pilunya hati Saelah (48), seorang ibu di Kecamatan Bawen, Semarang, Jawa Tengah, melihat putrinya Siti Aisyah
TRIBUNJATENG.COM - Pilunya hati Saelah (48), seorang ibu di Kecamatan Bawen, Semarang, Jawa Tengah, melihat putrinya Siti Aisyah.
Putrinya tersebut sudah terbaring tak berdaya selama lebih kurang 15 tahun.
Saelah berharap Aisyah sembuh dan hidup normal layaknya anak-anak sebayanya.
• Ini Alasan Partai Nasdem Resmi Dukung Hendi-Ita di Pilwakot Semarang 2020
• Nyawa Perebut Bini Orang Kebumen Nyaris Melayang, Beruntung Gagang Golok Si Malaikat Maut Rusak
• Polah Monyet Gila Seks yang Kuasai Kota Lopburi dan Bermarkas di Bioskop, Polisi Kewalahan Tangani
• Mengaku Baru Kenal Pemesan di Hotel, Artis Vernita Syabilla: Kondomnya Bukan Punya Saya
"Saya juga ingin melihat anak saya seperti orang lain.
Bisa bicara, bisa berjalan dan mandiri," ungkap Saelah, kepada Kompas.com, Rabu (29/7/2020).
Saelah menuturkan, dia dan suaminya, Ramlan (55), sempat memeriksakan putrinya itu selama 2 tahun ke seorang dokter saraf.
Namun, ketiadaan biaya membuat perawatan dihentikan.
Aisyah saat diberi minum oleh ibunya, Saelah.
"Tapi karena tak ada biaya akhirnya perawatan medis dihentikan.
Termasuk pemeriksaan di dokter syaraf," ujar Saelah.
Sejak usia 4 bulan
Menurut penuturan Saelah, putrinya lahir dalam kondisi normal.
Lalu, saat berusia 4 bulan, dirinya membawa Aisyah ke hajatan.
"Selama kehamilan saya selalu periksa, kelahiran juga normal.
Aisyah sakit sejak usia empat bulan saat diajak ke hajatan pernikahan," ujar Saelah saat ditemui di rumahnya, Dusun Deres, Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.