Berita Regional
Dulu Saya Diburu Satpol PP, Sekarang Saya Memburu Satpol PP
Saat ini, ada puluhan orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ) dan lansia telantar tinggal di Wisata Rumah Jiwa Hafara,
TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA- Saat ini, ada puluhan orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ) dan lansia telantar tinggal di Wisata Rumah Jiwa Hafara, yang terletak Dusun Blawong 2, Desa Trimulyo, Kacamatan Jetis, Bantul, Yogyakarta.
Pendiri tempat itu Chabib Wibowo. Selain lansia, Wisata Rumah Jiwa Hafara juga mendampingi ratusan anak terlantar dan lansia terlantar yang tersebar di pelosok Yogyakarta.
Chabib bercerita jika awalnya dirinya merupakan sosok anak nakal di keluarganya. Sebagai anak seorang anggota TNI, dia dan keluarga mengikuti tugas sang ayah.
• Inilah Sosok Yuliana Saputri Istri Cantik Cak Malik yang Sering Digosipkan Suami Nella Kharisma
• Beredar Video dan Foto Ijab Kabul Pernikahan Cak Malik yang Digosipkan Suami Nella Kharisma: Sah!
• Inilah Sosok Kepala Daerah Sombong yang Disebut Ganjar Pranowo: Demi Citra Sukses Tangani Corona
• Pencarian 8 Marinir di Tank Amfibi yang Tenggelam Akhirnya Dihentikan, Ini Alasannya
Saat tinggal di Jakarta, Chabib mengaku mengenal kehidupan yang negatif, bergaul kurang terkontrol akhirnya terjerumus ke narkoba.
Oleh keluarga, Chabib dimasukkan ke sebuah pondok pesantren di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Saat itu dirinya memilih kabur dan tinggal di beberapa kota, seperti Bandung dan Jakarta.
Sampai akhirnya, tahun 2003-2004 dia menetap di Yogyakarta. Saat itu dirinya menarik becak dan memulung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Chabib tidur di kawasan Jalan Malioboro.
Hingga akhirnya Chabib terjaring razia Pasukan Satpol PP. Saat diamankan, Chabib mengaku diperlakukan kurang manusiawi hingga membuatnya berontak.
Sampai akhirnya, Chabib bertemu budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun yang saat itu ditunjuk sebagai presidennya Malioboro, hingga berkenalan dengan beberapa tokoh.
Akhirnya, dia memberanikan diri mendirikan Hafara. Chabib menyebut nama itu pemberian dari Busyro Muqoddas.
Nama Hafara Singkatan dari Hadza min Fadli Rabbi berdiri pada 2004. Awalnya Panti Hafara berdiri di tanah sitaan bank di kawasan Gonjen, Tamantirto, Kasihan, dan pindah di Desa Brajan, Tempuran, Tamantirto, Kasihan, Bantul.
Di sana, panti itu menggunakan tanah kas desa. Namun, karena tidak bisa diperpanjang akhirnya menemukan lahan di lokasi sekarang.
Titik balik yang membawanya menjadi 'Babe' bagi puluhan orang jalanan.
"Pendirian panti itu awalnya karena di sebenarnya kawan-kawan di jalanan itu punya potensi," ucap Chabib ditemui di Wisata Rumah Jiwa Hafara Sabtu (1/8/2020).