Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Satuan Pendidikan Butuh Rp 1,2 Miliar Lebih Untuk Optimalkan Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi

Pandemi Covid-19 memaksa para pelajar baik tingkat dasar sampai perguruan tinggi mengikuti pembelajaran secara daring.

Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
FACEBOOK/AvanFathurrahman
ILUSTRASI - Guru asal Sumenep, Avan Fathurrahman rela datang ke rumah siswanya untuk mengajar karena keterbatasan alat belajar online 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pandemi Covid-19 memaksa para pelajar baik tingkat dasar sampai perguruan tinggi mengikuti pembelajaran secara daring.

Dalam penerapan pembelajaran daring, banyak kendala yang dihadapi oleh pihak sekolah maupun kampus.

Seperti koneksifitas jaringan internet, aplikasi pembelajaran berbasis online maupun sarana pendukung lainya.

Video Viral CCTV, Detik-detik Bus Sugeng Rahayu Tabrak Benteng Takeshi Pasar Kertek

KABAR TERBARU: Kapan Sekolah Tatap Muka Dimulai? Ini Kata Mendiknas Nadiem Makarim

Gagal Juara Piala FA, Chelsea Bakal Tendang 6 Pemain

Viral Video Demonstran Ditembak Kepalanya meski Sudah Angkat Tangan

Kendala tersebut membuat para pelajar kesulitan mengikuti ngakses pembelajaran di tengah Pandemi Covid-19.

Bahkan menurut Sholikul Huda pakar IT dari Semarang, pelaksanaan pembelajaran online yang diterapkan di tengah pademi tidak berjalan maksimal.

"Karena sarana dan prasarana tidak mendukung, di Jateng misalnya baru 40 persen infrastruktur yang memadai untuk pembelajaran daring," jelasnya beberapa waktu lalu.

Padahal, infrastruktur pendukung baik software, server, serta hardware sangat dibutuhkan dalam kelancaran pembelajaran daring.

Namun untuk membangun sebuah server lengkap beserta perangkat pendukung dibutuhkan dana yang tak sedikit.

Dijelaskan Slamet Sudaryanto Ketua Perkulihan Jarak Jauh Udinus Semarang, untuk membangun server lengkap dengan sarana pendukungnya dibutuhkan minimal Rp 1,2 miliar lebih.

"Untuk membangun server dan perangkat kerasnya saja bisa sampai Rp 600 juta, dan minimal harus punya dua server serat perangkat untuk mengantisipasi jika satu server eror," paparnya kepada Tribunjateng.com, Minggu (2/8/2020).

Dilanjutkannya, selain server dan perangkat keras langganan internet dengan bandwidth besar juga dibutuhkan guna mengakomodir padatnya traffic data saat pembelajaran daring dilaksankan.

"Agar lancar untuk pembelajaran online paling tidak dibutuhkan bandwidth upload dan download mencapai 2 Gb per second. Karena dalam pembelajaran online dibutuhkan berbagai macam konten termasuk video," ucapnya.

Ia menerangkan software Learning Management Sistem (LSM) juga sangat diperlukan dalam pelaksaan pembelajaran daring.

"Sebenarnya bisa memanfaatkan aplikasi buatan Google, namun manajemen mengikuti penciptannya.

Berbeda jika membangun server sendiri, karena manajemen bisa diatur sendiri, baik absensi maupun sistemnya," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved