Pilkada 2020
Bajo Penantang Gibran di Pilkada Solo Dikaitkan dengan Sunda Empire & Uka-uka, Kok Bisa?
Bagyo Wahyono - FX Supardjo kerap mendapat komentar miring atas keputusannya maju dalam Pilkada Solo 2020.
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Bakal pasangan calon dari jalur perseorangan atau independen, Bagyo Wahyono - FX Supardjo kerap mendapat komentar miring atas keputusannya maju dalam Pilkada Solo 2020.
Seperti diketahui, pasangan yang beken dengan nama Bajo sebagai tukang jahit dan Ketua RW itu telah mendapat dukungan dari organisasi masyarakat Tikus Pithi Hanata Baris.
Ketua Tikus Pithi Hanata Baris, Tuntas Subagyo mengaku heran Bajo kerap dikaitkan dengan calon boneka hingga 'uka-uka' (penampakan makhluk halus, penyebutan dipopulerkan dalam acara realityshow televisi).
• Rumah Mbah Minto YouTuber yang Kini Jadi Bintang Iklan, Lantai Dikeramik dan Ada TV 32 Inci
• Ditemukan Amonium Nitrat pada Lokasi Ledakan di Beirut Lebanon Sejumlah 2.750 Ton
• Risma Klaim Surabaya Sudah Zona Hijau Covid-19, Khofifah: Yang Menentukan Itu Pusat
• Inilah 20 Tim yang Akan Tanding di Liga Inggris 2020-2021, Kembainya Leeds United Setelah 16 Tahun
"Kami selama ini merasa teraniaya di media sosial, kita sering jadi seperti uka-uka," aku Tuntas kepada TribunSolo.com, Selasa (4/8/2020).
"Lalu dikaitkan dengan Sunda Empire, Keraton Agung Sejagad, padahal kita tidak pernah berhubungan, tidak kenal dan tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu," tambahnya.
Tuntas menegaskan dirinya melarang keras anggotanya mengikuti kegiatan seperti Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagad.
Ia bahkan tidak segan mengeluarkan anggotanya jika ketahuan mengikuti kegiatan itu.
"Saya tidak segan-segan mengeluarkan anggota yang ikut kegiatan seperti itu, karena itu bagi saya adalah penipuan dan itu akan membelokkan dari mindset masyarakat," tegasnya.
Penampilan angggota Tikus Pithi Hanata Baris yang kerap menggunakan pakaian tradisi, lanjut Tuntas, diduga menjadi pemicu tudingan 'uka-uka' dialamatkan kepada mereka.
Dituturkan Tuntas, penggunaan pakaian tradisi sebagai bagian dari upaya pelestarian kebudayaan.
"Mungkin orang lihat baju kita seperti pendekar atau apa," tutur Tuntas.
"Itu kita sesuaikan dengan kearifan lokal, karena anggota kita ada di seluruh Indonesia," papar dia.
"Jadi ini hanya sebagai cara melestarikan budaya," imbuhnya.
Tikus Pithi Hanata Baris, kata Tuntas, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, politik, ekonomi, budata, dan keagamaan.
Keanggotaan organisasi pun bersifat sukarela.