Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilkada 2020

Bajo Penantang Gibran di Pilkada Solo Dikaitkan dengan Sunda Empire & Uka-uka, Kok Bisa?

Bagyo Wahyono - FX Supardjo kerap mendapat komentar miring atas keputusannya maju dalam Pilkada Solo 2020.

Editor: m nur huda
TRIBUNSOLO.COM/RYANTONO PUJI SANTOSO
Pasangan Calon Independen Wali Kota Solo Bagyo Wahyono dan Wakil Wali Kota FX Supardjo (Bajo) menyerahkan syarat dukungan mereka ke KPU Solo, Jumat (21/2/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Bakal pasangan calon dari jalur perseorangan atau independen, Bagyo Wahyono - FX Supardjo kerap mendapat komentar miring atas keputusannya maju dalam Pilkada Solo 2020.

Seperti diketahui, pasangan yang beken dengan nama Bajo sebagai tukang jahit dan Ketua RW itu telah mendapat dukungan dari organisasi masyarakat Tikus Pithi Hanata Baris.

Ketua Tikus Pithi Hanata Baris, Tuntas Subagyo mengaku heran Bajo kerap dikaitkan dengan calon boneka hingga 'uka-uka' (penampakan makhluk halus, penyebutan dipopulerkan dalam acara realityshow televisi).

Rumah Mbah Minto YouTuber yang Kini Jadi Bintang Iklan, Lantai Dikeramik dan Ada TV 32 Inci

Ditemukan Amonium Nitrat pada Lokasi Ledakan di Beirut Lebanon Sejumlah 2.750 Ton

Risma Klaim Surabaya Sudah Zona Hijau Covid-19, Khofifah: Yang Menentukan Itu Pusat

Inilah 20 Tim yang Akan Tanding di Liga Inggris 2020-2021, Kembainya Leeds United Setelah 16 Tahun

"Kami selama ini merasa teraniaya di media sosial, kita sering jadi seperti uka-uka," aku Tuntas kepada TribunSolo.com, Selasa (4/8/2020).

"Lalu dikaitkan dengan Sunda Empire, Keraton Agung Sejagad, padahal kita tidak pernah berhubungan, tidak kenal dan tidak pernah melakukan hal-hal seperti itu," tambahnya.

Tuntas menegaskan dirinya melarang keras anggotanya mengikuti kegiatan seperti Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagad.

Ia bahkan tidak segan mengeluarkan anggotanya jika ketahuan mengikuti kegiatan itu.

"Saya tidak segan-segan mengeluarkan anggota yang ikut kegiatan seperti itu, karena itu bagi saya adalah penipuan dan itu akan membelokkan dari mindset masyarakat," tegasnya.

Penampilan angggota Tikus Pithi Hanata Baris yang kerap menggunakan pakaian tradisi, lanjut Tuntas, diduga menjadi pemicu tudingan 'uka-uka' dialamatkan kepada mereka.

Dituturkan Tuntas, penggunaan pakaian tradisi sebagai bagian dari upaya pelestarian kebudayaan.

"Mungkin orang lihat baju kita seperti pendekar atau apa," tutur Tuntas.

"Itu kita sesuaikan dengan kearifan lokal, karena anggota kita ada di seluruh Indonesia," papar dia.

"Jadi ini hanya sebagai cara melestarikan budaya," imbuhnya.

Tikus Pithi Hanata Baris, kata Tuntas, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, politik, ekonomi, budata, dan keagamaan.

Keanggotaan organisasi pun bersifat sukarela.

"Dan kita bebas dari partai politik," kata dia.

"Tak ada kontrak politik kecuali dengan masyarakat," tekannya.

Soal tudingan calon boneka yang dialamatkan, Tuntas menegaskan Bajo murni diusung Tikus Pithi Hanata Baris.

Komunikasi politik dengan partai-partai politik pun tidak pernah terjalin.

"Kita tidak boneka, kita tidak setingan, kita tidak pernah berkomunikasi dengan partai politik dan siapapun karena benar-benar kami murni," tegas dia.

"Bahkan saya warning kalau pak Bagyo dan pak Supardjo menerima uang, maka akan saya hentikan Pilkada," tandasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Jadi Penantang Gibran, Bajo Curhat Ada yang Tega Menuduh Calon Boneka hingga Dikaitkan Sunda Empire

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved