Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Bocah Lumpuh Difabel Banjarnegara Jago Melukis Wayang di Ranjang Tidur Sprei Kusam

Ahmad Fauzan (8), warga Rt 1 Rw 7 Dusun Krajan Desa Brengkok Kecamatan Susukan duduk bersandar guling.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Daniel Ari Purnomo
Istimewa
Ahmad Fauzan menunjukkan bakatnya menggambar wayang. 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Di atas ranjang yang spreinya sudah kusam, Ahmad Fauzan (8), warga Rt 1 Rw 7 Dusun Krajan Desa Brengkok Kecamatan Susukan duduk bersandar guling.

Di depannya, ia memangku bantal untuk sandaran tangan.

Bantal empuk itu sekaligus jadi alas untuk seperangkat alat menggambar.

Ganjar Pranowo Senyum-senyum Sendiri Baca Surat dari Kayla, Putuskan Datang ke Salatiga: Ini Unik

Hari Bahagia Sekejap Berganti Duka, Calon Pengantin Pria Tewas Ditonton Mempelai Wanita Jelang Akad

Viral Pernikahan Ibu Kandung dengan Ayah Mertua: Suamiku Jadi Kakak Tiriku

1 Tewas dan 24 Luka Dalam Kecelakaan di Kota Semarang, Ini Kata AKBP Yuswanto Ardi

Ahmad Fauzan menunjukkan bakatnya menggambar wayang.
Ahmad Fauzan menunjukkan bakatnya menggambar wayang. (Istimewa)

Ia hanya butuh kertas putih, pensil dan setip pasangannya.

Fauzan menciptakan kenyamanannya sendiri untuk melukis di dalam kamar.

Di situ, ia mulai berselancar di lautan imajinasi.

Bukan panorama alam yang ia lukis seperti gaya lukisan anak pada umumnya.

Fauzan melukis tokoh wayang yang tidak lazim digambar anak sebayanya.

Di samping tingkat kerumitan yang tinggi, dunia pewayangan kurang populer bagi anak masa kini.

Tapi Fauzan mampu melakukannya.

Ia lincah menggerakkan jemarinya yang mungil untuk melukis tokoh wayang.

Matanya tajam mengarah ujung pensil yang lancip.

Keheningan kamar membuatnya lebih berkonsentrasi.

Setelah ratusan kali pensilnya menari, ia berhasil menghidupkan tokoh wayang Hanoman di lembaran kertas putih.

"Anak itu punya bakat melukis, terutama wayang,"kata Ketua The Plegia Banjarnegara Nugroho Purbohandoyo (7/8)

Fauzan sangat menikmati hobinya itu.

Saat fokus melukis, ia seperti lupa akan perjalanan hidupnya yang perih.

Melupakan derita sepertinya cukup mudah baginya, semudah ia menyelipkan kedua kaki yang lumpuh di balik bantal.

Berkarya baginya lebih penting ketimbang mengutuk kekurangan yang dimiliki.

Di balik kekurangan fisiknya, nyatanya Fauzan diberi kelebihan yang jarang dimiliki orang lain.

Kakinya boleh tak berfungsi, namun kedua tangannya yang normal punya kemampuan lebih.

Siswa kelas 2 SD itu jago menggambar.

Apa saja yang terekam pandangannya, Fauzan mampu menduplikasinya lewat lukisan.

Tetapi dari sekian banyak objek yang bisa dilukis, ia paling suka menggambar wayang.

Padahal objek ini memiliki tingkat kerumitan yang tinggi untuk dilukis.

"Padahal wayang kan rumit, dia melukisnya bisa detail,"katanya

Dari segi fisik, Fauzan tak seberuntung anak-anak lainnya.

Ia sejak kecil belum bisa merangkak dan berjalan, hingga sekarang.

Kedua kakinya lumpuh.

Tulang belakangnya bermasalah.

Fauzan harus dibantu kursi roda untuk beraktivitas, termasuk pergi ke sekolah.

Tapi semangat anak itu tidak terlumpuhkan.

Fauzan menempuh pendidikan di sekolah formal, seperti umumnya anak normal.

Meski untuk melakukannya, ia harus berjuang keras dengan kursi roda.

Selain mendorong kemandirian Fauzan untuk mengoptimalkan bakatnya, The Plegia memberikan pendampingan medis agar anak itu kesehatannya lebih baik.

"Tim medis beberapa kali sudah kesana."

"Akan dilakukan fisioterapi juga oleh relawan," katanya.

Peringkat Naik, UNS Solo Jadi Kampus Ke-8 Terbaik di Indonesia Versi 4ICU

Hendi Upayakan Kuota Internet Gratis Bagi Siswa dan Guru di Kota Semarang

Info Biro Jasa Bangunan, Arsitek, Sedot WC, Laundry, Servis di Semarang Kamis 6 Agustus 2020

Wahyoo Menerima Pendanaan Seri A Sebesar $5 Juta Dipimpin oleh Intudo Ventures

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved