Berita Jateng
Mangan Mendoane Rini, Inovasi Pemprov Jateng yang Masuk Top 45 Inovasi Layanan Publik Kemenpan-RB
Satu sistem milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil masuk dalam Top 45 Lomba Inovasi Pelayanan Publik 2020.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Satu sistem milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil masuk dalam Top 45 Lomba Inovasi Pelayanan Publik 2020.
Lomba inovasi pelayanan publik ini yang diselenggarakan oleh Kemenpan-RB.
Peserta lomba inovasi diikuti oleh sejumlah kementerian, lembaga, provinsi, pemerintah daerah, dan Badan Usaha Milik Negara.
• Kapolresta Solo Kombes Andy Rifai Kena Pukulan Bertubi Oknum Ormas Saat Evakuasi Korban
• Sudah Kantongi Nama yang Terlibat, Polresta Solo Ultimatum Pelaku Pengeroyokan Agar Menyerahkan Diri
• Update Virus Corona Semarang Senin 10 Agustus 2020
• Wanita PSK Curi Mobil PNS Salatiga: Korban Ini Pelanggan Tetap, Dicecoki Sampai Teler di Hotel
Dari empat inovasi yang diikuti Pemprov Jateng, hanya menyisakan satu yang masuk Top 45 yakni sistem farmasi bernama Mangan Mendoane Rini.
Sistem ini dikembangkan RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto Banyumas yang merupakan rumah sakit milik pemprov.
Mangan Mendoane Rini merupakan akronim dari Pengembangan Sistem Pengelolaan Sediaan Farmasi: Obat/Alat Habis Pakai Terintegrasi Rekam Medis Elektronik.
Direktur RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Tri Kuncoro, bersyukur sistem yang diaplikasikan di rumah sakitnya bisa tembus hingga 45 besar.
"Inovasi dari RSUD Margono ini sudah berjalan implementatif dan membuktikan keberhasilan sistem teknologi informasi untuk efisiensi, transparansi, mengurangi real time stock," kata Tri, ketika dihubungi Tribunjateng, Senin (10/8/2020).
Selain itu, lanjutnya, sistem inovasi ini juga mampu menghilangkan praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme pada oknum yang berkaitan dengan penyediaan obat-obatan dan alat habis pakai di rumah sakit.
Dalam pengadaan farmasi, biasanya kerap ada 'kerjasama nakal' antara dokter atau farmasi dengan perusahaan penyedia obat-obatan atau alat medis.
Sehingga, acap kali ada obat-obatan yang menumpuk di gudang tidak terpakai karena kelebihan stok. Karena tidak dipakai sehingga kedaluwarsa atau expired.
Penemu sistem ini yakni Wakil Direktur Umum dan Keuangan Yunita Dyah Suminar.
Perempuan yang akrab dipanggil Ninit ini menuturkan sebetulnya sistem tersebut sudah dipakai rumah sakit Margono sejak 2013. Hanya saja, baru kali ini diikutkan pada lomba inovasi pelayanan publik.
Sebelumnya, pada 2017 dan 2018, rumah sakit yang berlokasi di Jalan Gumbreg, Berkoh Purwokerto ini juga mampu masuk 45 besar lomba serupa dengan sejumlah inovasi yang diterapkan.
"Mangan Mendoane Rini ini sudah diaplikasikan lama. Kenapa harus ada sistem di farmasi? Karena resources anggaran terbesar pada rumah sakit yakni obat dan alat medis habis pakai," kata Ninit.