Tahun Baru Islam 1442
Bulan Muharram Sering Disebut Sebagai Lebarannya Anak Yatim, Ini Penjelasan dan Keutamaannya
Bulan Muharram Sering Disebut Sebagai Lebarannya Anak Yatim, Ini Penjelasan dan Keutamaannya
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: abduh imanulhaq
Bulan Muharram Sering Disebut Sebagai Lebarannya Anak Yatim, Ini Penjelasan dan Keutamaannya
TRIBUNJATENG.COM - Bulan Muharram sering disebut sebagai bulan lebarannya anak yatim, bagaimana bisa demikian?
Pasalnya di bulan Muharram, Nabi Muhammad menyarankan untuk menyantuni anak yatim.
Amalan menyantuni anak yatim di bulan muharram ini pun menjadi tradisi yang tak bisa dilepaskan di masyarakat.
Di banyak daerah kerap menggelar pengajian sekaligus menyantuni anak yatim pada tanggal 10 bulan Muharram.
• Malam Ini Hujan Diprediksi Guyur Seluruh Kecamatan, Prakiraan Cuaca Semarang Rabu 12 Agustus 2020
• Jadwal Semifinal Liga Eropa 2020, Sevilla Vs Manchester United dan Inter Milan Vs Shakhtar Donetsk
• Selena Gomez Umumkan Kolaborasi dengan Blackpink, Single Perdana Akan Rilis Akhir Agustus
• Hendry Jovinski, Warga Banyumas Staf KPU di Yahukimo Papua Dibunuh OTK saat Mengantar Obat
Mengutip tulisan Tebuireng Online berjudul 'Hari Raya Anak Yatim, Adakah?'
Dijelaskan bahwa Idul Yatama (hari raya anak-anak yatim) yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharram (Asyura) sebenarnya bukan hari raya sebagaimana hari raya Idul Fitri atau Idul Adha.
Istilah Idul Yatama hanya sebagai ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim.
Karena pada tanggal tersebut, banyak orang yang memberikan perhatian dan santunan kepada mereka.
Dalam hadits riwayat Abu Dawud ra. dinyatakan bahwa Hari Raya umat Islam hanya ada dua, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri :
عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَقَالَ: مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْأَضْحَى، وَيَوْمَ الْفِطْرِ “
Dari Anas, ia berkata : Rasulallah SAW datang ke Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya dimana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya : “Apa maksud dua hari ini?” Mereka menjawab: “Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.” Rasulallah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri (HR : Abu Daud : 1134)
Dari sini dapat dipahami, selain Idul Adha dan Idul Fitri bukanlah hari raya yang sebenarnya, melainkan semacam perayaan.
Dalam syair-syair Arab, banyak terdapat kata-kata ‘Ied, tetapi yang dimaksud bukan hari raya melainkan hari kegembiraan.
Jadi, Istilah Idul Yatama tidak jauh berbeda dengan istilah Hari Pahlawan, Hari Kemerdekaan, Hari Lingkungan Hidup, Hari Ibu, dan sejenisnya. Hanya semacam momen untuk mengingatkan masyarakat agar peduli kepada nasib anak-anak yatim.