Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Klaster Corona Bermunculan di Berbagai Sekolah, Adakah di Jateng?

Klaster sekolah tersebut tersebar mulai dari Sumedang, Cirebon, Pati, Tegal, Tulungagung, hingga Kalimantan Barat.

Editor: rustam aji
TribunJateng.com/Fajar Bahruddin Achmad
Ilustrasi - Seorang guru di sebuah sekolah menunjukkan ruang kelas yang telah dipersiapkan dengan protokol kesehatan jaga jarak, pada Jumat (7/8/2020). Meski telah dipersiapkan, pihak sekolah tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kebijakan pemerintah membuka sekolah tatap muka di zona kuning dan hijau mendapat kritik dari organisasi Laporcovid19. Menurut organisasi tersebut, belum dibuka saja, sudah bermunculan kluster positif corona di beberapa sekolah.

”Dari awal kami tidak setuju atas pembukaan sekolah di zona yang dianggap aman oleh pemerintah,” kata inisiator Laporcovid19, Irma Hidayana kepada wartawan, Rabu (12/8). 

Laporcovid19 adalah lembaga independen yang mengeluarkan data-data terkait pandemi corona di Indonesia.

Dalam catatan lembaga tersebut, sudah ada 6 sekolah yang menjadi klaster corona. Klaster sekolah tersebut tersebar mulai dari Sumedang, Cirebon, Pati, Tegal, Tulungagung, hingga Kalimantan Barat.

Di Tulungagung, seorang siswa berusia 9 tahun dilaporkan menulari 5 siswa lainnya dan 2 guru. Peristiwa ini tercatat pada Selasa (11/8).  Kemudian di Kalimantan Barat ada 14 siswa dan 8 guru yang terkonfirmasi positif Covid-19. 

Mereka berasal dari SMA 1 Ketapang, SMA 1 Ngabang, SMA 1 Pontianak, SMPN 1 Pontianak, SMAN 2 Pontianak, dan SMAN 3 Pontianak.

Di Tegal seorang siswa SD dari Kecamatan Pangkah, Tegal, dilaporkan positif corona karena tertular dari kakeknya. Ia sempat masuk sekolah. Akibatnya guru dan teman sekelasnya harus menjalani tes swab. 

Kemudian di Cilegon seorang siswa SMPN 7 Cilegon dilaporkan positif Covid-19 di masa uji coba KBM tatap muka di 53 sekolah yang dihelat mulai 3 Agustus 2020. Pemerintah Daerah Cirebon pun langsung membatalkan kebijakan sekolah tatap muka pada 5 Agustus. 

Lalu di Sumedang seorang pelajar berusia 6 tahun di Kecamatan Situraja & pelajar 9 tahun di Kecamatan Sumedang Utara dikabarkan tertular corona dari pedagang Pasar Situraja. Keduanya tertular saat perjalanan ke/dari sekolah.

Kemudian di Pati, 26 santri Pondok Pesantren di Kajen, Kecamatan Margoyoso, dinyatakan positif Covid-19. Pesantren itu kemudian langsung di-lockdown. Ini tercatat sebelum pesantren dibuka pada 10 Agustus.

Terakhir di Papua ada 289 pelajar yang tersebar di 19 kabupaten/kota di Papua yang dinyatakan positif corona. Hal itu terjadi, setelah beberapa wilayah di sana menggelar kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di sekolah secara langsung.

"Rata-rata dalam sakit ringan dan sakit sedang," kata jubir Satgas Covid-19 Papua, Silwanus Sumule, Rabu (11/8).

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan yang mengizinkan sekolah di zona hijau dan zona kuning atau rendah kasus corona dan bisa dikendalikan, boleh dibuka dan belajar tatap muka.

Izin pembukaan sekolah di zona kuning dan hijau itu berdasarkan keputusan atau SKB 4 menteri yakni Menkes, Menag, Mendikbud dan Satgas Covid-19. Adapun yang berwenang memutuskan sekolah untuk buka adalah pemerintah daerah. 

Untuk tingkat SD-SMP di Pemkab/Pemkot. Sementara SMA keputusan di tingkat Pemprov.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved