Prediksi Ilmuwan Jika Manusia Punah, Bumi Jadi Hutan Belantara
Ada beberapa teori yang tentang kepunahan manusia di mana semuanya menyebutkan jika kepunahan manusia terjadi secara bertahap
"Sementara itu di Madagaskar dan Kepulauan Karibia, peningkatan drastis terlihat beberapa ribu tahun lalu,” tutur Soren Faurby, dosen makroekologi dan makroevolusi dari Universitas Gothenberg di Swedia.
Tanpa manusia yang menyebar ke berbagai penjuru Bumi, seluruh planet bisa dipenuhi oleh beragam spesies layaknya Taman Nasional Serengeti di Afrika Timur.
Penelitian juga mengungkapkan, jika tidak ada dampak kehidupan manusia, Amerika Serikat bagian tengah dan sebagian Amerika Selatan akan menjadi tempat yang paling kaya akan megafauna di Bumi.
Hewan seperti gajah akan menjadi pemandangan umum di Kepulauan Mediterania.
Bahkan, akan ada badak di sebagian besar Eropa bagian utara.
“Pada dasarnya, jika tidak ada dampak manusia, seluruh dunia akan menjadi satu hutan belantara yang besar,” tutur Jens-Christian Svenning, profesor makroekologi dan biogeografi di Aarhus University, Denmark.
Dampak perubahan iklim
Meski satu Bumi menjadi hutan belantara yang besar, ada satu dampak yang tak bisa dihilangkan akibat aktivitas manusia: perubahan iklim.
Misal, ketika ada ledakan dari pabrik nuklir atau gas bumi, karbondioksida dalam jumlah melimpah akan menguap ke atmosfer.
Meski karbondioksida akan diserap oleh samudera dan lautan, namun ada batasan agar lautan tersebut tidak menjadi terlalu asam.
Apabila jumlah karbondioksida terlalu besar, maka tanpa ada manusia pun, biota lautan akan terancam.
Saat ini saja, tingkat karbondioksida pada atmosfer Bumi sudah membutuhkan ribuan tahun untuk dihilangkan sepenuhnya.
Cairnya lapisan es di kutub akan melepas lebih banyak lagi gas rumah kaca.
Namun para peneliti mengambil contoh periode Jurrasic, di mana jumlah karbondioksida di atmosfer lima kali lebih banyak dari saat ini.
Tingkat keasaman laut meningkat drastis, namun tetap akan ada spesies yang bertahan.