Berita Sragen
Tangis Haru Nakes RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen yang Hamil Sembilan Bulan Sembuh Dari Covid-19
Tangis perawat RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen berinisial A T (34) pecah ketika ceritakan dirinya terkonfirmasi Covid-19.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Tangis perawat RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen berinisial A T (34) pecah ketika ceritakan dirinya terkonfirmasi Covid-19.
Bagaimana tidak, saat ini AT tengah hamil sembilan bulan dan tinggal menanti sang anak ketiganya keluar. Sebagai perawat dirinya belum menggunakan cuti demi melayani pasien.
Perawat asal Desa Duyungan, Kecamatan Sidoharjo ini tertular dari salah satu pasien di ruang Rosela yang tidak jujur dan sempat dirawatnya dan kini dinyatakan positif Covid-19.
• Begini Jadinya Jika Batman dan Spiderman Ajak Warga Pakai Masker
• Pembakar Mobil Alphard Putih Via Vallen Senyam-senyum Saat Jalani Rekonstruksi, Keluarga Gemas
• BST Periode Empat dan Lima Cair, 111.987 Keluarga di Kota Semarang Rp 300 Ribu per Bulan
• Viral Sayembara Rp 50 Ribu Pulsa Buat Yang Bisa Ngasih Tahu Nomor Hp Bupati Blora
"Awalnya dia mengaku tidak ada riwayat kemana-mana, ternyata pelaku perjalanan dari Jakarta," kata AT," Rabu (26/8/2020).
Dengan insiden tersebut dirinya meminta kepada seluruh masyarakat yang datang ke rumah sakit agar jujur apa adanya.
AT mengaku sempat shock dengan hasil pemeriksaan swab test dirinya yang dinyatakan positif Covid-19 pada (17/8/2020) lalu.
Adanya tenaga medis (nakes) yang positif pun dikatakannya banyak masyarakat yang nyinyir padahal dirinya terkena dari pasien yang tidak terus terang sehingga kecolongan.
"Masyarakat banyak yang nyinyir, nakes kkk malah kena Corona padahal ini dari pasien yang tidak jujur dan kita kecolongan," katanya.
Dirinya mengaku sempat menangis ketika menjalani karantina di bangsal tertai pasalnya ia teringat dirinya yang tengah berbadan dua, sang anak dan suami yang berada di rumah.
"Saya teringat kondisi saya yang sedang hamil sembilan bulan, anak-anak terutama anak kedua saya baru tiga tahun ditambah hamil pastinya jadi beban," kata AT sembari meneteskan air mata.
Kendati demikian dirinya tidak ingin larut dalam kesedihan, di hari kedua dan selanjutnya dirinya berusaha kuat, tegar dan ikhlas.
Setelah sembilan hari penantian dan menjalani karantina akhirnya dirinya dinyatakan sembuh dari Covid-19.
"Sujud syukur alhamdulillah, karena dari 18 karyawan masih ada satu, saya awalnya takut was-was, apa saya yang masih harus karantina karena memang ibu hamil imunitasnya rentan," katanya.
Namun kekhawatiran sirna setelah dirinya mendapatkan kabar dinyatakan sembuh dari Covid-19 hari ini.
Meski berada di tengah kecemasan, AT bersyukur sang suami dan kedua anak mereka tidak dinyatakan positif Covid-19.