Pilwakot Solo 2020
Makna Tersirat Baju Lurik yang Dipakai Gibran-Teguh Saat Daftar di KPU, Pemerhati: Bukan Khas Solo
Busana yang dikenakan Bakal Paslon Wali Kota - Wakil Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa saat mendaftar Pilkada Solo 2020
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Busana yang dikenakan Bakal Paslon Wali Kota - Wakil Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa saat mendaftar Pilkada Solo 2020 mencuri perhatian.
Saat datang ke KPU Solo, mereka kompak memakai busana tradisional model lurik.
Busana tersebut sangat erat dengan budaya Jawa.
• Detik-detik Kecelakaan Maut di Jalan Sultan Agung Semarang, Pak RT Nungky Tewas
• BREAKING NEWS: Kecelakaan Maut di Jalan Sultan Agung Semarang 2 Truk 2 Motor, 1 Pemotor Meninggal
• Viral Bocah Albino di Wonogiri Putri Kembar Kelahiran Rangkasbitung Banten Sering Diajak Selfie
• Kondisi Terkini Mbah Hasyim Seusai Berdarah-darah Dipukuli Pria Mabuk di Jalan Pemuda Semarang
Terlebih, Kota Solo juga serat dengan Kota Budaya.
Namun, busana yang dikenakan Gibran - Teguh tersebut bukan berasal dari Solo.
"Sepanjang sumber sejarah yang ada bahwa kain tenun lurik itu sejak zaman Majapahit pada abad 14-15 Masehi," ungkap Pemerhati budaya UNS Solo, Tunjung W Sutirta Jumat (4/9/2020).
"Dari zaman Majapahit kemudian berkembang ke berbagai daerah di Jawa termasuk di Solo dan Yogyakarta," imbuhnya menegaskan.
Kendati demikian, sambung Tunjung, untuk tren lurik sendiri tidak berkembang di Kota Solo.
"Hampir tidak dijumpai sentra produksi kain lurik di Kota Solo," sambung dia.
Ia pun turut berkomentar ikhwal makna lurik yang dipakai Paslon yang diusung PDI Perjuangan itu.
Dikatakan olehnya jika kain lurik yang dipakai Gibran-Teguh bermotif Tuluh Watu.
"Motif Tuluh Watu itu memiliki arti batu yang bersinar," katanya.
"Simboliknya adalah untuk penolak bala," imbuhnya.
Selain itu, kata Tuluh sendiri bermakna perkasa.
Jenis motif yang dipakai Gibran-Teguh pun tak sembarang.