Virus Corona Jateng
Pulang dari Semarang, Relawan Uji Vaksin Sinovac Terpapar Covid, Dimana Dia Tertular? Ini Kata Hakam
"Positif bukan dari vaksin, kalau dari vaksin kan itu virus yang mati. Dia kontak (pergi) ke Semarang," ujar Kusnandi melanjutkan
BANDUNG, TRIBUN -Salah seorang relawan uji vaksin Sinovac, China, dikabarkan terpapar Covid-19 usai perjalanan dari Semarang. Terkait dengan informasi itu, Ketua Tim Riset Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Unpad Prof Kusnandi Rusmil membenarkannya.
Menurut Kusnandi, relawan tersebut saat ini sedang dilakukan pemantauan secara ketat.Meski dinyatakan positif Covid-19, kondisinya diketahui dalam keadaan baik. Adapun yang bersangkutan sekarang melakukan isolasi secara mandiri.
Prof Kusnandi Rusmil memastikan kembali, bahwa relawan yang tak disebutkan namanya itu terpapar COVID-19 bukan dari vaksin pertama yang disuntikkan.
"Jadi dia sudah disuntik, suntik pertama kali. Kemudian pergi ke Semarang, pas pulang dicek lagiswab-nya positif," ujar Kusnandi saat ditemui di Rumah Sakit Pendidikan Unpad, Kota Bandung, Rabu (9/9) lalu.
"Positif bukan dari vaksin, kalau dari vaksin kan itu virus yang mati. Dia kontak (pergi) ke Semarang," ujar Kusnandi melanjutkan.
Walau demikian, relawan tersebut tak dikeluarkan (drop out) dari uji klinis yang dilakukan. Akan tetapi, pihaknya akan memberikan jadwal penyuntikan ulang setelah kondisi fisik relawan tersebut sehat kembali.
"Kalau di penelitian memang kalau yang positif di awal (sebelum penyuntikan) enggak boleh ikut. Tapi kalau dia positif karena pergi dari mana-mana itu akan kita suntik ulang, tapi dengan pemantauan," ucapnya.
“Relawan tersebut setelah mendapatkan suntikan (tidak diketahui vaksin atau plasebo) pertama, bepergian ke luar kota,” ujar Kusnandi, Kamis (10/9).
Kusnandi menjelaskan, pada kunjungan suntikan kedua, relawan secara klinis dinyatakan sehat dan diberikan suntikan kedua. Keesokan harinya, relawan menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari Dinas Kesehatan karena ada riwayat ke luar kota. Oleh petugas dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 dengan hasil positif. Hasil ini disampaikan pada yang bersangkutan. Orang tersebut kini menjalani isolasi mandiri dan dipantau secara ketat setiap hari. Selama 9 hari pemantauan, kondisi relawan dalam keadaan baik.
“Jadi, hasil pemeriksaan apus hidung positif bukan berasal dari tim penelitian tapi hasil dari program pemeriksaan swab nasofaring oleh pemerintah,” ucap dia.
Kusnandi mengingatkan, dalam uji klinis terdapat dua kelompok, yakni yang mendapat plasebo dan vaksin. Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind atau tersamar, sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang mendapat vaksin.
“Karenanya, semua relawan diimbau wajib menerapkan protokol pencegahan yang sudah dianjurkan pemerintah,” ucap dia.
Pada relawan yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan muncul paling cepat dua minggu pasca-suntikan kedua. Sukarelawan uji klinik pun masih akan dipantau kesehatannya selama 6 bulan setelah mendapat suntikan vaksin terakhir.
Secara umum, Kusnandi memaparkan sejauh ini sudah ada 450 orang yang telah mendapatkan suntik vaksin pabrikan Sinovac, Tiongkok. 200 relawan mendapatkan suntikkan yang kedua, dan 250 lainnya baru menjalani penyuntikan yang pertama.
"Sampai sekarang belum ada yang masuk ke rumah sakit karena sakit, semuanya biasa saja. Keluhannya demam sedikit, nyeri yang dalam dua hari hilang," katanya.