Berita Internasional
5 Pejabat Korea Utara Dihukum Mati Gara-gara Kritik Kebijakan Ekonomi Kim Jong Un
Kim Jong Un, sang pemimpin tertinggi Korea Utara yang kontroversial kembali membuat berita heboh.
TRIBUNJATENG.COM - Kim Jong Un, sang pemimpin tertinggi Korea Utara yang kontroversial kembali membuat berita heboh.
Diketahui Kim Jong Un kembali jatuhkan keputusan eksekusi mati pada lima pejabat.
Pegawai Kementerian Ekonomi ditembak oleh regu tembak setelah mereka mengkritik kebijakan ekonomi Korea Utara yang telah menjadikan negara itu salah satu negara termiskin di dunia.
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, 1 Keluarga Tewas Kecelakaan Avanza Vs Motor, Sopir Hilang Kendali
• Detik-detik Ulama Syekh Ali Jaber Ditusuk Orang Tak Dikenal Saat Isi Pengajian di Masjid Lampung
• Ulama Syekh Ali Jaber Yakin Pelaku Penusukan Ada yang Menyuruh
• Penjelasan Lengkap Gubernur Anies Baswedan Soal Aturan PSBB Jilid II di Jakarta
Dikutip Tribunnewswiki dari Mirror, Korea Utara mengeksekusi lima pejabat pemerintah setelah mereka berbicara menentang kebijakan ekonomi rezim.
Kelima karyawan Kementerian Ekonomi ditembak oleh regu tembak pada 30 Juli lalu.
Berdasarkan pada berita Daily NK, hal tersebut terjadi usai rincian percakapan mereka muncul di pesta makan malam dan dilaporkan kembali ke atasan mereka.
Orang-orang itu secara terbuka membahas perlunya reformasi industri di negara yang termiliterisasi, di mana menghasilkan sedikit barang konsumsi untuk warganya yang miskin.
Para pejabat juga rupanya membahas perlunya Korea Utara mencari kerja sama asing untuk membantu mengatasi sanksi perdagangan.
Mereka juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa ekonomi yang stagnan akan semakin parah jika perbaikan tidak segera dilakukan.
Diskusi mereka segera sampai ke kepala Kementerian Ekonomi yang melaporkan tindakan mereka kepada pihak berwenang.
Peristiwa tersebut hingga mendorong penyelidikan internal.
Orang-orang tersebut, ternyata merupakan pejabat yang sangat kompeten di dalam kementerian.
Mereka dipanggil ke sebuah pertemuan di mana mereka ditangkap oleh polisi rahasia dan dipaksa untuk mengakui apa yang sudah diperbuatnya.
Selain itu, dikatakan bahwa keluarga mereka dipindahkan ke kamp penjara politik (stasiun 15) di Yodeok, Hamgyeongnam-do - salah satu situs paling terkenal di negara itu bagi para pembangkang politik.
Eksekusi tersebut mengkhawatirkan para pejabat Partai Komunis yang takut akan kembali pembersihan yang melanda Korea Utara setelah kematian mantan Pemimpin Tertinggi Kim Jong-il pada 2011.