Berita Kendal
Susuri Tempat Gelap, Begini Perjuangan Petugas Sensus Kendal, Data Tunawisma hingga Tengah Malam
Sebanyak 918 petugas sensus diterjunkan BPS Kendal di 20 kecamatan guna mendata seluruh penduduk Kendal tanpa terkecuali
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Tak semudah membalikkan telapak tangan.
Begitulah kiranya peribahasa untuk menggambarkan para petugas sensus penduduk lapangan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kendal dalam menjalankan tugas mulianya mendata penduduk.
Sebanyak 918 petugas sensus diterjunkan BPS Kendal di 20 kecamatan guna mendata seluruh penduduk Kendal tanpa terkecuali.
Mereka pun telah menunaikan tugasnya selama kurun waktu 15 hari sejak 1-15 September.
• Mahasiswa Kaya di Kampus Ini Diduga Bersaing Meniduri Mahasiswi Termiskin, Obrolannya Tersebar
• Trik Mudah Menyimpan Pisang Agar Tidak Cepat Berubah Warna, Lakukan 6 Langkah Ini
• Menteri Ida Fauziyah Pastikan BLT Batch III Untuk Karyawan Swasta Gaji di Bawah Rp 5 Juta Cair
• Sule Pernah Diusir dari Kontrakan, Untung Ada Bedu
Banyak lika-liku yang pastinya menghiasi setiap perjalanan petugas.
Lelah, sabar, semangat, tanggungjawab bercampur menjadi satu, belum harus menyusuri daerah dengan medan yang sulit terjangkau oleh kendaraan.
Tak hanya itu, guna memaksimalkan pendataan semua warga yang tinggal di wilayah Kendal, sebanyak 15 petugas sensus kembali diterjunkan di malam puncak penutupan tahapan sensus.
Bukan mendata secara door to door lagi, mereka diterjunkan di 6 titik yakni Kota Kendal, Weleri, Sukorejo, Pegandon, Boja dan Kaliwungu serta sebagian wilayah Cepiring untuk mencari dan mendata warga yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap atau tunawisma.
Satu persatu tempat-tempat sepi dan gelap yang disinyalir sebagai tenpat istirahat mereka seperti stasiun, terminal, pasar, stadion, taman-taman hingga masjid-masjid didatangi.
Seluruh petugas bergerak mulai pukul 22.00 hingga dini hari.
Meski telah menggandeng Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat, para petugas sensus night atau moment tallying harus memberanikan diri membangunkan dan berkomunikasi dengan para tunawisma.
Tak jarang mereka harus mendapatkan amukan targetnya yang merupakan ODGJ.
Para petugas pun juga harus kejar-kejaran dengan target sensus yang takut saat didatangi petugas.
Petugas juga harus pandai mengajak komunikasi yang efektif kepada para tunawisma.
Terlebih kepada targetnya yang sedang tidur terlelap dengan membangunkannya tanpa harus melukai perasaannya.