Berita Kota Semarang
Sudah Ada Klaster Keluarga, Dinkes Semarang Ingatkan Soal Modus Piknik Tipis-Tipis
Pasalnya, kelalaian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan saat berpiknik dapat memunculkan penularan Covid-19
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Long weekend atau libur panjang akhir pekan biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur.
Hal itu pun menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kota Semarang lantaran dapat menimbulkan klaster penularan Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengamati, setelah terjadi long weekend dapat dilihat kasus Covid-19 di Kota Semarang sedikit mengalami kenaikan.
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Nety PNS Tewas Kecelakaan Saat Kejar Jambret, Suami Hilang Kendali
• BREAKING NEWS: BBPOM Gerebek Rumah di Kuala Mas Semarang, Ditemukan 769.595 Obat Pelangsing Ilegal
• Teror Orang Misterius Lempar Batu ke Truk Jalur Mangkang Semarang
• Kenalan di Facebook Lalu Ajak Korban ke Hotel di Baturraden, Nasib Gun Berakhir di Tangan Polisi
Pasalnya, kelalaian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan saat berpiknik dapat memunculkan penularan Covid-19.
"Kalau ada long weekend dititeni kasusnya agak naik sedikit.
Kata orang piknik tipis-tipis tapi justru membuat klaster kalau tidak hati-hati," ujar Hakam, Kamis (17/9/2020).
Hakam menyebutkan, sejauh ini sudah ada sekitar 40 klaster di Kota Semarang.
Beberapa klaster masih aktif terjadi penularan diantaranya, klaster perkantoran, perusahaan, pasar, dan tenaga kesehatan.
Bahkan, akhir-akhir ini klaster keluarga muncul di Kota Semarang.
"Klaster keluarga lumayan banyak.
Ada sekitar 40-an.
Contoh di Sambiroto atau Sendangmulyo, ada dua keluarga.
Dalam satu keluarga yang terpapar sampai 8-10 orang.
Di Tlogosari Kulon, awalnya ibunya meninggal, ditracking bapak dan anaknya ketemu positif," urai Hakam.
Menurutnya, klaster keluarga ini terjadi lantaran salah satu anggota keluarga memiliki mobilitas tinggi.