Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Demak

Terdampak Pandemi, Guru Honorer di Demak Ini Gunakan Waktu untuk Bisnis Serabut Kelapa

Tangan Mbah Paidi terampil sekali merakit serabut kelapa jadi pot bunga. Berkat aktivitas ini, laki-laki yang lahir pada 1937 ini tidak lagi mengisi

Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: m nur huda

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Tangan Mbah Paidi terampil sekali merakit serabut kelapa jadi pot bunga.

Berkat aktivitas ini, laki-laki yang lahir pada 1937 ini tidak lagi mengisi kesehariannya dengan berdiam diri.

Ia masih menghasilkan penghasilan yang mampu menghidupi dirinya.

Setiap hari dari kedua tangannya yang berkulit keriput itu, ia mampu membuat puluhan pot.

Setelah pot-pot bunga itu jadi, nanti si empunya usaha akan datang mengambilnya dan kemudian memasarkan ke toko-toko bunga yang tersebar di area Demak, Jepara, Kudus.

Kisah Haru di Balik Video Viral Bocah Positif Covid-19 Joget TikTok dengan Tenaga Medis 

Wakapolda Lampung Gadungan Gagal Luluskan Orang Masuk Polisi, Tipu Korban Rp 106 Juta

China Larang Eksportir Indonesia Pasok Produk Laut Setelah Ditemukan Virus Corona 

Polisi Tegaskan Deklarasi KAMI Dihadiri Gatot Nurmantyo Nyaris Bentrok di Magelang Tak Berizin

Namanya, David. Hampir 2 bulan, warga Desa Cangkring, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, ini menjajal bisnis menjual pot bunga dari bahan serabut kelapa. Ia menggandeng Mbah Paidi, lansia yang tinggal di dekat rumahnya untuk membuat pot tersebut.

"Tujuan saya mengajak Mbah Paidi biar dia ada kerjaan di rumahnya," katanya kepada Tribunjateng.com, Sabtu, (19/9/2020).

Rencananya, kata dia, kalau bisnis ini berkembang dan permintaan pasar semakin meningkat. Ia akan mengajak lebih banyak lagi lansia yang tersebar di sekitar rumahnya untuk membuat pot.

"Agar mereka bisa mendapat penghasilan meski hanya di rumah," ucap pria lulusan Universitas Muria Kudus itu.

Pria yang memiliki nama lengkap Mohamamd David Mauliniam ini menceritakan, setiap satu pot bunga yang dihasilkan Mbah Paidi, David menghargaianya Rp1500. Dalam tiga hari, kata David, Mbah Paidi bisa membuat 100 pot.

Untuk ukuran usaha rintisan, jumlah tersebut bisa dikatakan lumayan banyak.

Berkat Terdampak Pandemi

David mengakui, bisnis ini bermula karena pandemi corona. Sejak virus yang berasal dari Wuhan, China, itu sudah mewabah di Indonesia. Ia termasuk satu di antara banyak orang terkena dampaknya, yakni jam kerjanya sebagai guru honorer di satu sekolah di Demak berkurang. Dengan demikian secara otomatis, pendapatannya juga menyesuaikan keadaan.

"Saya jadi banyak waktu menganggur sejak itu. Tak pikir-pikir karena saya suka dengan tanaman. Setelah saya telusuri ternyata tidak ada yang menjalankan ini di Demak, saya coba saja," ucap pria 31 tahun ini.

Menurutnya, pot yang yang dia buat cocok untuk bunga anggrek dan kaktus. Bahkan, ujar dia, dibanding dengan pot berbahan plastik, pot dari serabut kelapa memiliki kelebihan, yakni bisa menyerap dan menyimpan air.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved