Virus Corona Jateng
Kronologi Lengkap Postingan Bikin Geger karena Ingin Sebar Virus Corona di Jerakah Semarang
Jagat media sosial digegerkan dengan postingan berupa tangkapan layar chat antara orang positif covid-19 di Kota Semarang yang sengaja menularkan peny
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
"Kami evakuasi mereka ke rumah dinas Walikota Semarang untuk mencegah terjadinya efek-efek sosial dan gangguan Kamtibmas dari hebohnya postingan di media sosial tersebut," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (19/9/2020).
Kompol Eko menuturkan, evakuasi tersebut agar mereka mendapat pelayanan kesehatan yang baik untuk pemulihan lebih cepat.
Total yang dievakuasi penderita virus corona di Jerakah terdapat empat orang.
Mereka merupakan satu keluarga yang positif corona, masing-masing GH (50), Ls (44), MAG (12), dan NMG (15).
GH dibawa ke rumah sakit di kota Semarang sedangkan ibu dan kedua anaknya dibawa ke rumah dinas walikota Semarang.
Sebenarnya satu keluarga itu terdapat enam orang namun satu orang lagi negatif dan tidak tinggal di rumah tersebut.
"Saudari Ls inilah yang melakukan chat di Whatssapp dengan Fn lalu tersebar luas di media sosial," bebernya.
Dijelaskan Kapolsek, Fn bukan warga kecamatan Tugu Semarang.
Maka pihaknya berkoordinasi ke satuan yang lebih tinggi agar Fn yang diduga positif Corona mendapat penanganan.
"Berdasarkan tracking kami pastikan Fn bukan warga Tugu dan dia juga tidak tinggal di Tugu," tegasnya.
Kapolsek menambahkan, untuk motif Fn sengaja mengajak satu keluarga untuk menyebarkan virus Corona pihaknya tidak dapat menjelaskan lebih jauh.
Pasalnya harus membuktikan kebenaran ucapan Fn di chat tersebut.
Namun pihaknya selalu mengantisipasi risiko terberat sehingga melakukan langkah-langkah tersebut.
"Yang jelas kami imbau kepada warga untuk tenang dan tetap terapkan protokol kesehatan," tandasnya.
Camat Tugu M Imron mengatakan, satu keluarga positif coroan yang melakukan isolasi mandiri di rumah mereka di Jerakah sudah dievakuasi tim gugus tugas ke rumdin Walikota Semarang.
"Mereka sudah kami evakuasi sore ini," ujar dia.
Tanggapan Wali Kota Semarang
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menanggapi pemberitaan viral di sosial media terkait pasien confirm Covid-19 di Semarang yang tidak melakukan isolasi dan bepergian ke mana-mana.
Menurut Hendi sapaan akrabnya, persoalan tersebut hanya salah paham antara tetangga yang kemudian tersebar komunikasinya melalui Whatsapp.
Pihaknya telah melakukan tindak lanjut informasi tersebut melalui Dinas Kesehatan dan berkoordinasi dengan pemangku wilayah setempat.
"Saya mendengar kabarnya tadi siang, langsung menghubungi Kepala Dinas Kesehatan untuk segera ditindaklanjuti.
"Alhamdulilah setelah melakukan koordinasi dengan pemangku wilayah setempat, yang bersangkutan saat ini sudah bersedia dibawa ke Rumah Isolasi Rumdin pukul 17.00 tadi sampai," kata Hendi dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Sabtu (19/9/2020) malam.
Hendi menerangkan pihaknya kemudian bergerak cepat agar keresahan masyarakat bisa segera diredam.
“Dalam kondisi seperti ini, langkah-langkah yang kita ambil harus lebih cepat dari pemberitaan itu sendiri.
"Saya mengapresiasi kerja dari tim yang tadi sore telah bekerja cepat melakukan mediasi kepada pasien yang bersangkutan," paparnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Hakam juga membenarkan jika petugas di Rumah Isolasi Rumdin telah menerima LS.
“Sudah dievakuasi petugas, sekitar pukul 17.00 tadi dengan dibawa ambulan siaga menuju Rumdin.
"LS dan ke dua anaknya saat ini sudah selesai melakukan pemeriksaan dan administrasi kemudian sudah menempati tempat isolasi," jelas Hakam.
Ia kemudian menjelaskan duduk perkara antara LS dan FN.
Seperti yang sudah tersebar di media sosial ada dua nama yakni LS dan FN.
Mereka melakukan komunikasi melalui WA.
Dalam percakapan tersebut FN menerangkan bahwa tetangganya LS confirm covid-19 namun masih bepergian.
Karena hal tersebut FN jadi merasa jika dirinya juga bisa bepergian dan tidak isolasi mandiri.
Kemudian hasil percakapan melalui WA tersebut tersebar.
“Sebenarnya beberapa waktu lalu kami melalui Puskesmas Karanganyar sudah melakukan penanganan kepada keluarga FN dan LS.
"Mereka sendiri sebenarnya melakukan isolasi mandiri di rumah karena takut di Rumdin.
Dari pihak Puskesmas Karangnyar mengizinkan dengan pemantauan ketat," bebernya.
Ditambahkan Hakam, kondisi FN memang diizinkan melakukan isolasi mandiri di rumah.
Dia masih merawat ibunya yang juga positif dan baru saja pulang dari rumah sakit.
FN merupakan anak tunggal, jadi tidak punya saudara yang bisa merawat ibunya.
Pertimbangan dari sisi psikologisnya juga ibu kandung FN ini masih kurang stabil setelah mengetahui suaminya meninggal beberapa hari lalu jadi butuh dukungan.
"Namun masyarakat sudah tidak perlu khawatir lagi karena isolasi mandiri yang dijalani FN dalam pengawasan ketat oleh warga dan pemangku wilayah setempat," ujar Hakam. (*)