Berita Semarang
Kisah Ika Yudha Pendiri Bank Sampah Resik Becik di Semarang, Ubah Sampah Jadi Barang Bernilai Jual
Masa Pandemi virus Corona memiliki dua sisi mata uang bagi Bank Sampah Resik Becik (BSRB) Kota Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: galih permadi
Dalam perkembangannya, harga masker mulai turun karena stok barang di pasaran mencukupi.
Kini BSRB mulai melirik untuk membuat goodiebag dan polybag.
Ika mengungkapkan, kreasi goodiebag dari kain perca muncul karena masyarakat memiliki kebiasaan baru yaitu membawa perlengkapan barang pribadi lebih banyak dari biasanya.
Kemudian di masa new normal kegiatan berkebun lagi happening sehingga ia membuat kreasi polybag daur ulang sampah plastik untuk memenuhi hasrat warga yang ingin bercocok tanam.
"Kami mencoba menangkap peluang tersebut meski saat ini omzetnya masih stagnan di kisaran Rp 1 juta perbulan," katanya.
Ika berharap masa pandemi lekas berlalu agar penjualan kreasi sampah dapat kembali normal.
Selanjutnya program-program pelatihan ketrampilan mengenai daur ulang sampah yang selama ini sempat terhenti dapat berjalan kembali.
"Akhir-akhir ini memang sudah ada pelatihan ketrampilan daur ulang meski hanya beberapa kali dan harus menerapkan protokol kesehatan," tandasnya.
(Iwn).
• Trump Desak PBB Minta Pertanggungjawaban China soal Covid-19
• Kolaborasi Walikota Semarang dan Kediri Motivasi Mahasiswa Jadi Entrepreneur
• TNI Terus Sosialisasikan Covid-19 dan Khasiat Tanaman Herbal di TMMD Kendal
• Kejari Kendal Musnahkan Ribuan Pil Penenang hingga Sabu dan Ganja dari 56 Perkara