Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pertiwi Indonesia Bagikan Handphone pada Siswa Tak Mampu

Pendidikan Pertiwi Indonesia, memprakarsai gerakan Ponsel Pintar Untuk Anak Cerdas

Istimewa
Wakil Ketua Umum Pertiwi Indonesia, Miranti Serad saat menyerahkan bantuan telepon seluler pada siswa tidak mampu 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pandemi Covid 19 berdampak terhadap perubahan aktifitas belajar-mengajar.

Pembelajaran daring (online learning) yang dilaksanakan sejak Maret menjadi sebuah pilihan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Praktik pendidikan daring ini dilakukan di berbagai tingkatan jenjang pendidikan mulai SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi.

TKI Asal Nganjuk Menang Lawan Bos Bandara Changi di Pengadilan atas Tuduhan Pencurian

Sungai Jernih Berisi Ribuan Ikan Tidak Hanya Ada di Jepang, di Watergong Klaten Kamu Akan Terpana

Suasana Riang Tiba-tiba Tegang saat Pak Kades Kejar Penari Jaipong, Warga Histeris

Inilah Identitas Mayat yang Ditemukan di Sungai Petungkriyono, Warga Kota Pekalongan

Perubahan cara belajar yang sangat cepat ini terpaksa dilakukan tanpa adanya persiapan yang memadai, termasuk bagi orangtua.

Misalnya, tidak semua anak atau orangtua memiliki  telepon seluler yang bisa dipakai sehingga anak-anak harus berbagi dengan saudara lainnya yang juga melakukan pembelajaran daring.

Bahkan ditemukan di lapangan  keluarga yang sama sekali tidak memiliki telepon seluler yang dapat digunakan sebagai sarana belajar.

Hal itu menggugah Pertiwi Indonesia untuk berbuat lebih.

Demikian dikatakan Ketua Umum Pertiwi Indonesia, Shinta Omar dalam keterangan tertulis.

“Kami merasa terpanggil saat mengetahui bahwa ada sejumlah anak di kota Bandung yang tidak dapat melakukan pembelajaran daring karena tidak memiliki telepon seluler sebagai sarana utama dalam pembelajaran."

"Pada saat mendengar kabar tersebut Anggia Tjaja, Ketua Bidang Pendidikan Pertiwi Indonesia, memprakarsai gerakan Ponsel Pintar Untuk Anak Cerdas."

"Kami menyalurkan bantuan berupa perangkat telepon seluler yang memang sangat dibutuhkan,”  kata dia. 

Menurutnya,  kegiatan itu merupakan wujud kepedulian Pertiwi Indonesia pada pendidikan anak-anak di Indonesia, terutama yang terdampak krisis di masa pandemi covid 19.

Organisasi perempuan itu terus bergerak membantu sesama selama pandemi Covid-19 dengan berbagai cara.

Selain menyalurkan sumbangan Alat Perlindungan Diri (APD), Pertiwi juga membagikan puluhan ribu sembako bagi keluarga kurang mampu.

Sementara itu Wakil Ketua Pertiwi Indonesia, Miranti Serad yang menyerahkan langsung sumbangan kepada siswa kurang mampu tapi berprestasi di Bandung mengatakan, pihaknya berusaha mengumpulkan sumbangan hand phone yang berstandar tertentu sehingga bisa dipakai untuk aktivitas belajar daring.

"Sumbangan terus mengalir dari internal Pertiwi Indonesia, gerakan atau organisasi dan para pribadi yang juga memiliki perhatian pada pendidikan anak-anak," ujar dia.

Menurut Miranti, ternyata banyak yang merasa terpanggil saat mengetahui anak-anak di berbagai daerah kesulitan belajar karena sangat terbatasnya fasilitas komunikasi seperti telepon seluler yang bisa mereka gunakan.

Karenanya, selain menyumbangkan uang untuk membeli perangkat baru, ada juga yang memberikan hand phone bekas layak pakai.

“Kami sudah salurkan sumbangan kepada 60 siswa dari keluarga tidak mampu di Bandung."

"Hari ini (kemarin, red) kami salurkan 40 lagi ke SMPN 2 Cibitung, Bekasi."

"Sangat mengharukan melihat betapa bahagia dan leganya anak-anak penerima hand phone ini. Mereka rajin belajar dan berprestasi, tapi selalu kesulitan ketika harus mengakses kelas online,” ujarnya.

Adapun ke 4 sekolah tersebut adalah  SD Negeri Pasawahan, SD Negeri  Ciburuy, SD Negeri Sukapura dan SD Rancabolang.

Saat berkomunikasi dengan siswa dan orang tua penerima hand phone, Miranti merasa sangat terharu.

Menurutnya ada orang tua tunggal yang memiliki enam anak sementara dia hanya memiliki satu hand phone.

Terbayang betapa sulitnya mereka berbagi waktu belajar.

Ada pula ibu guru yang mengumpulkan anak-anak yang sama sekali tidak memiliki perangkat komunikasi ini, agar belajar bersama menggunakan telepon selular yang dia miliki.

Hal serupa diungkapkan Kepala Sekolag SMPN 2, Kabupaten Bekasi Joko Sriyanto.

Menurutnya, 20 persen dari 1.303 siswa tergolong berpenghasilan tidak menentu dan minim.

Orangtua mereka bekerja serabutan sebagai buruh pasar, tukang cuci, penjual keliling, tukang ojek dan penjaga palang kereta api.

“Untuk anak-anak kurang mampu yang tidak mempunyai telepon atau tidak mampu beli pulsa, kami siapkan program belajar luring."

"Mereka harus ke sekolah sekali dalam seminggu untuk mengambil tugas yang disiapkan guru, dan mengumpulkan PR seminggu sebelumnya,” ujar Joko.

Mereka juga dianjurkan untuk numpang belajar bersama teman atau menggunakan jaringan wifi milik tetangga yang bersedia ditebengi.

Yang penting mereka mematuhi protokol keamanan seperti pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan, lanjutnya.

Sementara itu Ketua DPD Keluarga Peduli Pendidikan (Kerlip) Jawa Barat, Ekasari Widyati  atas nama seluruh siswa dan orangtua penerima bantuan mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh Pertiwi Indonesia khususnya kepada Anggia Tjaja bidang pendidikan dan Miranti Serad  dalam Program Ponsel Pintar Untuk Anak Cerdas.

Menurutnya bantuan telepon selular ini merupakan solusi utama dari permasalahan yang dihadapi anak-anak tersebut sejak pembelajaran daring diberlakukan Maret lalu. (*)

Bunga KPR di AS Sangat Rendah Bikin Amin Bisa Wujudkan Impian Punya Rumah di Amerika

Kisah Magawa, Tikus Raksasa yang Deteksi 39 Ranjau dan 28 Amunisi Dalam Pembersihan di Kamboja

Ini Syarat dari PSIS Semarang Bagi Klub Luar Negeri yang Inginkan Bek Muda Pratama Arhan Alief

Viral Penjual Online Roti Pisang Rugi Banyak karena Pembeli Salah Tulis 1/2 Jadi 12

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved