Pilkada Kabupaten Semarang
Memanas, Tim Pemenangan Paslon Bison Dituding Catut Kiai NU
Tim pemenangan pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 Bintang Narsasi Mundjirin-Gunawan Wibisono (Bison) membantah ada
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Tim pemenangan pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 Bintang Narsasi Mundjirin-Gunawan Wibisono (Bison) membantah ada unsur kesengajaan dalam pertemuan bersama para kiai NU terkait Pilkada Kabupaten Semarang di Rumah Makan Mang Engking Ungaran, Kamis (24/9/2020)
Juru Bicara (Jubir) Tim Pemenangan Bison Mas'ud Ridwan mengatakan tudingan yang disuarakan kelompok pendukung Ngesti Nugraha-M Basari (Ngebas) tidak memiliki alasan kuat.
"Tolong tunjukkan mana bukti undangannya.
• Update Virus Corona Kota Semarang Senin 28 September 2020, Pedurungan Tertinggi Disusul Ngaliyan
• Kota Pekalongan Masuk Zona Merah, Dinkes: Ada Penambahan 17 Kasus Dalam Sehari
• Status Kota Semarang Bergerak ke Zona Oranye, Dinkes Mulai Sasar Kelompok Rentan untuk Swab Tes
• Suasana Riang Tiba-tiba Tegang saat Pak Kades Kejar Penari Jaipong, Warga Histeris
Saya berpikir situasi Pilkada ini adalah hal wajar ketika ada para kiai ingin berkumpul dan dikasih masukan terkait Pilkada," terangnya kepada Tribunjateng.com, saat jumpa pers di Warung Soto Tuman, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Senin (28/9/2020)
Sebaliknya Mas'ud mempertanyakan sejumlah pihak atas adanya tekanan terhadap para kiai NU.
Menurutnya, sebagai warga NU mustinya melakukan klarifikasi atau tabayyun atas segala tudingan yang mengemuka.
Dia menilai persoalan dugaan pemelintiran informasi bukanlah suatu perkara yang besar, tetapi sebatas urusan Pilkada untuk kepentingan Kabupaten Semarang termasuk NU.
"Dan ini menjadi catatan buat saya kalau kemudian nanti bakal dipersoalkan.
Saya pertanyakan persoalannya dimana atas berkumpulnya para kiai tersebut. Dan biarkan para kiai memilih calon siapa," katanya
Mas'ud menyebut adanya tekanan dari para pihak ditengah situasi Pilkada ialah suatu kewajaran.
Terlebih para kiai yang juga memiliki hak pilih.
Bahkan, jika dilakukan klarifikasi dan mereka menentukan pilihan adalah hal wajar.
Pihaknya mengungkapkan dalam pertemuan oleh para kiai sepuh tersebut terdapat indikasi pemelintiran bukanlah suatu kebenaran.
"Mohon maaf apabila orang itu ditekan-tekan pasti pilihannya berubah.
Jadi saya berharap mustinya NU itu juga bersikap netral.