UNS Surakarta
Peduli Isu Penebangan Liar, Mahasiswa UNS Solo Ciptakan Legator
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan alat pendeteksi penebangan liar bernama Legator
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan alat pendeteksi penebangan liar bernama Legator yang merupakan akronim dari Ilegal Logging Detecter.
Alat yang dirancang oleh tiga mahasiswa yaitu Alvin Ichwannur Ridho dan M. Maulana Yusuf dari Program Studi (Prodi) Teknik Elektro 2017 serta Farah Yuki Prasetyawati dari Prodi Pendidikan Fisika angkatan 2018 ini memanfaatkan Long Range (Lora) sebagai teknologi utamanya.
Di bawah bimbingan Agus Ramelan, S.Pd., M.T selaku dosen di Fakultas Teknik (FT) UNS, inovasi ini berhasil lolos untuk mendapat pendanaan yang diberikan oleh Kemendikbud senilai Rp 5 juta melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2020.
Alvin Ichwannur Ridho sebagai perwakilan tim menyampaikan bahwa alat ini dibuat dengan tujuan untuk mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan yang tercantum dalam UU No 18 tahun 2013.
Selain itu, Alvin dan tim melihat jika penggunaan teknologi saat ini masih memiliki beberapa kelemahan seperti pengamatan yang tidak bisa dilakukan secara real time, faktor cuaca yang kerap menjadi kendala serta operator.
Alasan tersebut membuat Alvin dan tim akhirnya membuat Legator sebagai alat preventif dalam rangka menjaga hutan dari penebangan liar.
“Keunggulan dari Legator ini yaitu mampu menampilkan data secara real time. Kemudian ramah lingkungan karena menggunakan sumber energi dari matahari serta mampu dioperasikan tanpa mempertimbangkan kondisi cuaca,” terang Alvin, Kamis (24/9/2020)
Selanjutnya Alvin menuturkan jika saat ini ia bersama tim tengah menyiapkan diri untuk monitoring dan evaluasi yang akan dilaksanakan pada awal Oktober nanti.
Komunikasi intens dilakukan dengan pembimbing untuk mempersiapkan presentasi yang akan mereka bawakan.
Agenda pada Oktober nanti menjadi momen penentu bagi tim yang telah mendapat pendanaan untuk diseleksi oleh panitia.
Tim yang lolos seleksi akan memperoleh tiket untuk melangkah ke babak selanjutnya yaitu ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2020.
“Harapannya kami bisa lolos masuk ke Pimnas dan nantinya alat yang kami buat ini benar - benar dapat direalisasikan sehingga bisa menimbulkan dampak positif bagi masyarakat khususnya dalam hal perlindungan hutan terhadap pembalakan liar,” imbuh Alvin. (*)