Berita Jateng
Temuan ESDM Jateng Soal Api Abadi Mrapen Mati Total hingga Potensi Muncul Kembali
Api abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, padam sejak Jumat (25/9/2020).
TRIBUNJATEN.COM, GROBOGAN - Api abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, padam sejak Jumat (25/9/2020).
Kepala Seksi Energi Cabang Dinas ESDM Provinsi Jateng Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto mengatakan, pada Minggu (20/9/2020), nyala api di api abadi Mrapen sempat menurun dan padam sepenuhnya pada Jumat.
Ketiadaan suplai gas diduga menjadi penyebab.
• Api Abadi Mrapen Mati Total Sejak 25 September, Ada Apa? Ganjar: Mungkin Ada Gangguan
• Kecelakaan Maut Rombongan ABG Asal Semarang di Magelang, Mobilio Terbang, Tubuh Mereka Berceceran
Salah satunya adalah terkait dengan aktivitas pengeboran oleh warga untuk mencari sumber air yang memicu semburan gas di sekitar lokasi.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama api abadi Mrapen meredup dan padam.

Ada sejumlah catatan redup dan padamnya api abadi Mrapen, meskipun pada akhirnya bisa muncul kembali.
Tidak terawat dan meredup
Melansir Harian Kompas, 9 Mei 1996, sumber api alam Mrapen yang digunakan untuk menyalakan obor pesta olahraga Ganefo tahun 1963 dan Pekan Olahraga Nasional X/1989 pernah padam di tahun 1996.
Namun, sekitar 75 cm dari titik api sebelumnya, ditemukan sumber api baru yang menyala lebih besar.
Baik dari sumber api lama maupun yang baru, keduanya berada di lokasi obyek wisata api abadi Mrapen, yang ditutupi tumpukan batu.
Pemilik lahan tempat sumber api alam Mrapen, Parminah Soepradi menuturkan, nyala api alam itu semakin mengecil sejak Februari 1996.
Kemudian, pada akhir Maret 1996, nyala api padam meskipun tetap mengeluarkan uap panas.
Api pun pernah meredup di tahun 2004. Saat itu, tidak diketahui apa sebabnya.
Redupnya nyala api abadi ini seolah menggambarkan kondisinya yang kurang terawat.
Dikutip dari Harian Kompas, 22 Oktober 2004, salah seorang warga di sekitar api abadi Mrapen, Gunadi mengatakan, perbaikan dan perawatan obyek wisata hanya terjadi setiap ada acara.