Berita Karanganyar
BPBD Karanganyar Akan Bentuk 3 Destana di Lokasi Rawan Longsor Tahun Ini
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar berencana akan membentuk Desa Tanggap Bencana (Destana) di tiga desa yang berpotensi adanya tan
Penulis: Agus Iswadi | Editor: muh radlis
Semua tentang penaggulangan bencana dibahas disitu.
Masyarakat juga dilatih untuk evakuasi dan ada simulaisnya," terangnya.
Hartoko mengungkapkan, sehingga dengan diberikan pelatihan dan pemahaman terkait penanggulangan bencana, masyarakat di desa itu dapat secara mandiri mengantisipasi dan menanggulangi apabila terjadi bencana.
Sementara itu guna memberikan peringatan dini adanya pergerakan tanah yang berpotensi menyebabkan tanah longsor di wilayah lereng Gunung Lawu, telah terpasang sebanyak 17 EWS deteksi tanah longsor.
Berdasarkan data yang dihimpun Tribunjateng.com dari BPBD Karanganyar, saat ini ada 20 Early Warning System (EWS) sebagai alat pendeteksi dini adanya potensi bencana.
Dari jumlah itu ada 17 EWS untuk mendeteksi tanah longsor dan tiga EWS untuk mendeteksi banjir.
Dari 17 EWS tanah longsor ada sejumlah 10 EWS yang mengalami kerusakan.
Jenis kerusakannya pada EWS itu beragam, di antaranya ada yang tidak mendapat pasokan listrik, komponen dalam rusak dan berkarat dan ada beberapa komponen yang hilang.
Dari jumlah EWS yang mengalami kerusakan itu BPBD telah memasang dua EWS tanah longsor dari APBD 2020 dan tiga EWS baru bantuan dari Pusat Studi Bencana UNS pada tahun ini.
Serta satu perbaikan EWS lama. EWS itu dipasang untuk mengantikan EWS lama yang rusak di Tawangmangu dan EWS yang perlu perbaikan di Matesih. (Ais)