Kesehatan
Hati-hati, Kebiasaan Begadang Bisa Pengaruhi Kesehatan Organ Dalam
Akibaat begadang, keesokan harinya, rasa kantuk mendera. Akhirnya, keseharian pun tidak berjalan optimal lantaran lemas akibat kurang tidu
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: moh anhar
"Sedangkan untuk jangka pendek sendiri, kebiasaan begadang dapat mengganggu suasana hati. Sebab, jika orang sudah capai, mengantuk, dan lelah biasanya jadi rentan terbawa emosi, marah, tersinggung. Dampak jangka pendek ini lebih berpengaruh ke psikologisnya," papar dokter Hesti.
Dalam hal ini, lanjut dia, idealnya waktu tidur manusia normal pada umumnya dibagi dua. Ada long sleeper dan short sleeper. Untuk long sleeper sendiri itu tidur antara 7 sampai 8 jam tiap harinya. Sedangkan short sleeper adalah tidur dalam durasi 3 sampai 4 jam per harinya.
Negara-negara maju kebutuhan tidurnya tidak banyak. Biasanya mereka menerapkan short sleeper. Sementara, di Indonesia kebanyakan masih menerapkan waktu tidur antara 7-8 jam per harinya. Kadang, kita merasa kurang tidur jika tidak sampai 7-8 jam. Padahal, 3-4 jam tidur sudah dikategorikan normal.
Artinya, jika kita hitung sehari tidur 7 jam. Lalu, umur kita sudah 60 tahun. Maka, kita bakal mengetahui bahwa 20 tahun di antaranya, waktu kita terpakai hanya untuk tidur. Oleh karena itu, negara-negara maju normalnya menghabiskan waktu tidur hanya 3-4 jam saja per harinya. Meski demikian, tidur dengan short sleeper ini bisa merangsang juga stress dan memicu aksi bunuh diri.
Sesekali, sebenarnya begadang tidak apa-apa. Itu hal normal karena banyak di antara kita harus begadang, seiring tuntutan pekerjaan dan sejenisnya. Namun jika seseorang benar-benar belum sempat tidur selama 24 jam, maka untuk memulihkan kondisi fisiknya seperti semula adalah dengan cara tidur atau istirahat selama dua hari berturut-turut. Sebab, beristirahat hanya satu hari saja belum bisa mengembalikan kondisi fit seperti semula. Begitu hitung-hitungannya. (akhtur gumilang)