Pilwakot Semarang 2020
Hendi Terus Beri Pemahaman tentang Kotak Kosong di Pilwakot Semarang 2020
Pasangan calon petahana Wali Kota Semarang dan Wakil Wali Kota Semarang, Hendi-Ita masih menjalani masa kampanye Pilwakot Semarang 2020.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pasangan calon petahana Wali Kota Semarang dan Wakil Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Hevearita Gunaryanti Rahayu (Hendi-Ita) masih menjalani masa kampanye Pilwakot Semarang 2020.
Setelah berlangsung hampir tiga pekan, Hendi mengaku, ada tantangan-tantangan tersendiri menjalani kampanye pilkada tahun ini.
Dia mengatakan, masih menjumpai masyarakat yang belum memahami kotak kosong.
"Ada ketidaktahuan kotak kosong. Ada yang menganggap bahwa kotak kosong di TPS ada dua kotak. Satu kotak gambarnya Hendi-Ita. Satu lagi tidak ada gambarnya. Nanti mereka harus ambil. Itu keliru," paparnya, Minggu (11/10/2020).
Dalam setiap kampanye, pihaknya berupaya memberi pemahaman dan meluruskan terkait perlawanan kotak kosong.
Dia menjelaskan, kotak kosong artinya dalam surat suara terdapat dua kolom yakni kolom bergambar Hendi-Ita dan kolom kosong.
"Yang namanya kotak kosong di kertas suara ada Hendi-Ita, satu lagi tidak ada gambarnya," terangnya.
Selama melakukan kampanye, Hendi juga menjumpai masyarakat yang masih merasa takut datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Dia pun selalu menekankan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang berupaya secara maksimal untuk mewujudkan pilkada yang aman di Kota Semarang.
Ditambahkan, KPU bakal menerapkan protokol kesehatan ketat saat pelaksanaan pesta demokrasi.
Di antaranya menyiapkan tempat cuci tangan, melakukan pemeriksaan bebas Covid-19 terhadap para petugas, dan menyiapkan sarung tangan bagi pemilih.
"Ada yang takut ke TPS, takut ketularan Covid-19. Saya jelaskan KPU sudah persiapan begini-begini. Kemudian, mereka bilang oh begitu, kalau gitu saya datang. Alhamdulillah," ucap Hendi.
Tantangan kampanye lainnya, sambung Hendi, adanya keterbatasan mengumpulkan banyak orang karena Covid-19.
Setiap pertemuan maksimal hanya diikuti 50 orang.
Aturan ini baginya membuat seorang calon harus memiliki energi yang dahsyat.
"Biasanya ribuan, sekarang mau kumpulin 200 orang harus 4 kali pertemuan. Inilah tantangan. Kami tetep ikuti aturan. Mudah-mudahan lancar dan sukses," katanya.
Dalam setiap kampamye pertemuan terbatas, Hendi memastikan protokol kesehatan selalu diterapkan.
Selain pembatasan jumlah orang, pemeriksaan suhu tubuh dan penyediaan hand sanitizer juga tetap dilaksanakan.
Dia enggan melakukan hal ceroboh dalam berkampanye karena tidak ingin menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19.
"Jangan sampai kampanye Hendi-Ita justru menimbulkan klaster baru. Kami ingin masyarakat datang ke TPS," ucapnya.
Di sisi lain, kampanye secara daring masih terus berjalan.
Hendi mengatakan, dalam sehari rata-rata memiliki 4-6 aktivitas daring.
Diakuinya, ada beberapa trouble atau permasalahan yang dijumpai saat melakukan aktivitas daring.
Semisal sinyal jelek di daerah tertentu.
Meski demikian, kampanye daring cukup efektif untuk menggaet masyarakat.
"Ada beberapa trouble misal di daerah sinyalnya jelek. Itu pasti mereka kecewa tapi kami obati dengan pertemuan offline di kemudian hari. Tapi selebihnya daring sangat efektif," ujarnya. (eyf)