Berita Regional
Aniaya Anak Angkat hingga Tewas, Pelaku: Saya Hanya Pukuli dengan Kabel dan Sesekali dengan Rotan
"Saya tidak menganiaya pak, saya hanya memukuli korban dengan kabel dan sesekali dengan rotan," jawab EM.
TRIBUNJATENG.COM - Diduga menganiaya anak angkatnya berinisial SFU (7) hingga tewas, pasangan suami istri (pasutri) EM dan MK ditetapkan sebagai tersangka.
EM membantah menganiaya anak angkatnya itu.
Hal itu disampaikan EM saat menjawab pertanyaaan Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Kombes Pol Leo Nugraha Simatupang pada Rabu (14/10/2020).
Baca juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Warga Boyolali Tewas Kecelakaan Tabrak Truk di Tol Batang-Pemalang
Baca juga: Selepas Adzan Subuh, Suami di Kebumen Terhenyak Temukan Istri Tewas Gantung Diri
Baca juga: 5 Hari Setelah Dinikahi Kapolres Kudus, Shita Gabung Pasukan Perdamaian PBB, Ini Kisah Cinta Mereka
Baca juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Sahrul Gunawan Dikabarkan Tewas Kecelakaan, Ini Faktanya
Awalnya, Leo bertanya berapa kali EM telah menganiaya korban.
"Saya tidak menganiaya pak, saya hanya memukuli korban dengan kabel dan sesekali dengan rotan," jawab EM di Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Rabu.
Kepada Kapolres, EM mengaku terpaksa memukul anak angkatnya.
Alasannya, SFU tak mau saat disuruh makan.
EM menjelaskan, SFU sering dimarahi oleh istrinya, MK.
"Saya baru tiga kali memukuli korban, itu karena dia bikin kesal tidak mau makan, biasa yang sering pukul itu istri saya," ujarnya.
Kapolres lalu menanyakan alasan kedua tersangka tak membawa korban yang mengalami luka ke rumah sakit.
Menurut EM, SFU menolak dibawa berobat.
"Dia tidak mau dibawa ke rumah sakit pak," kata EM.
Korban meninggal setelah diantarkan pulang ke rumah orangtua kandungnya di Desa Tial, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, pada 3 Oktober.
Kedua tersangka memulangkan korban dalam keadaan sakit.
Korban cerita ke orangtua kandung