Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Corona

Mengapa Virus Corona Lebih Banyak Membunuh Pria Dibanding Wanita? Ini Penjelasan Dokter

Virus corona bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, bahkan dari orang dewasa hingga anak-anak.

Editor: galih permadi
ISTIMEWA
ilustrasi penanganan terhadap pasien Corona di RSUD dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal. 

Orang dengan dua kromosom X mendapatkan keuntungan dari beberapa gen tersebut.

Akiko Iwasaki, yang mempelajari pertahanan kekebalan terhadap virus di Universitas Yale, mempelajari bagaimana perbedaan jenis kelamin dapat berperan dalam infeksi virus corona.

"Kami melakukan pandangan holistik pada segala sesuatu yang dapat kami ukur secara imunologis," ujar Iwasaki.

Iwasaki menyebut sejumlah molekul dan sel yang membentuk benteng tubuh melawan patogen, seperti sitokin, kemokin, sel T, sel B, dan neutrofil.

Para ilmuwan menemukan, respons sel T pada pasien pria lebih lemah, di mana sel T tidak hanya mendeteksi sel yang terinfeksi dan membunuhnya, tapi juga membantu mengarahkan respons antibodi atau pengatur utama respons imun.

Lebih lanjut, kekuatan sistem kekebalan berkurang seiring bertambahnya usia, tanpa memandang jenis kelamin, dengan hasil yang menunjukkan bahwa respons sel T pada pria berusia 30-an dan 40-an setara dengan wanita berusia 90-an.

Melansir nytimes, tim Iwasaki menganalisis respons kekebalan pada 17 pria dan 22 wanita yang dirawat di rumah sakit segera setelah mereka terinfeksi virus corona.

Para peneliti mengumpulkan darah, usapan nasofaring, air liur, urin, dan feses dari pasien setiap tiga sampai tujuh hari.

Analisis tersebut mengecualikan pasien dengan ventilator dan memakai obat yang mempengaruhi sistem kekebalan.

"Untuk memastikan bahwa kami mengukur respons kekebalan alami terhadap virus," kata Iwasaki.

Lebih banyak sel T Para peneliti juga menganalisis data dari 59 pria dan wanita tambahan yang tidak memenuhi kriteria tersebut.

Secara keseluruhan, para ilmuwan menemukan, tubuh wanita menghasilkan lebih banyak sel T, yang dapat membunuh sel yang terinfeksi virus dan menghentikan penyebaran infeksi.

Aktivitas sel T pada pria jauh lebih lemah dan kelambatan itu terkait dengan seberapa sakit pria tersebut, di mana semakin tua pria, respons sel T akan semakin lemah.

Wanita meningkatkan respons imun yang lebih cepat dan lebih kuat, di mana mungkin dikarenakan tubuhnya dirancang untuk melawan patogen yang mengancam bayi yang belum lahir atau yang baru lahir.

Tapi seiring waktu, sistem kekebalan dalam keadaan siaga tinggi yang konstan dapat berbahaya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved