Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Ini Penjelasan Dokter Soal Pesepeda Gowes Mendadak Meninggal di Jalan Brigjen Katamso Semarang

Seorang pria diduga pesepeda ditemukan meninggal dunia di tepi jalan Brigjen Katamso, Kota Semarang, Minggu (25/10/2020).

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
Seorang pesepeda meninggal dunia di Jalan Brigjen Katamso, Kota Semarang, Minggu (25/10/2020) pagi. (TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seorang pria diduga pesepeda ditemukan meninggal dunia di tepi jalan Brigjen Katamso, Kota Semarang, Minggu (25/10/2020).

Berdasarkan keterangan saksi mata, pria tersebut sebelumnya mengalami kejang-kejang setelah turun dari sepeda.

Peristiwa ini menambah daftar kasus pesepeda yang meninggal dunia saat melakukan gowes.

Baca juga: Senyum Genit Eva Kembang Pantura, Setiap Malam Diantri 20 Pelanggan, Ini Katanya Soal Tarif

Baca juga: Inilah Sosok Kompol Imam Ziadi Polisi Diduga Kurir Sabu Seberat 16 Kilogram Bikin Murka Kapolda

Baca juga: Berita Duka, Antonius Tonny Wongso Meninggal Dunia di Semarang

Baca juga: 14 Wanita Terapis Mengakui Layani Pelanggan Plus-plus Buat Tambahan Hidupi Anak

Sebelumnya, dua pesepeda di Semarang yang diduga menggunakan masker saat bersepeda juga mendadak meninggal dunia.

Lantas bagaimana penjelasan medis terkait kasus pesepeda yang mendadak meninggal dunia ini?

Dokter di SMC RS Telogorejo Semarang yang merupakan spesialis penyakit dalam, dr Yeffry Sp PD menerangkan, bukan hal tidak mungkin seseorang meninggal dunia saat melakukan gowes atau bersepeda.

Menurutnya, hal itu tidak lepas dari faktor resiko yang dimiliki penggowes tersebut.

"Harus diketahui penyakit yang mendasari sebelumnya, misal tekanan darah tinggi, kencing manis, gangguan fungsi jantung, atau pernah memiliki riwayat yang berhubungan dengan pembuluh darah seperti stroke atau lainnya.

Jadi kemungkinan dugaan ada faktor resiko sebelumnya, bisa dia tahu atau tidak tahu sebelumnya," terang dr Yeffry saat dihubungi tribunjateng.com, Minggu (25/10/2020) malam.

Lebih lanjut dr Yeffry menjelaskan, jika berkaitan dengan jantung, seseorang dengan resiko aritmia bisa meninggal secara mendadak sebab sewaktu-waktu dapat mengalami gangguan irama jantung.

Begitu juga dengan usia muda, kata dia, juga dapat terjadi pada orang dengan kardiomiopati atau kelainan pada otot jantung.

"Misal ada anak laki-laki usia 21 tahun yang sedang fit-fitnya, sedang bersepeda atau bermain bola tiba-tiba jatuh dan kemudian meninggal dunia, itu bisa jadi kardiomiopati.

Intinya sama, kalau fungsi jantung tidak normal bisa beresiko terkena gangguan irama jantung yang menyebabkan kematian mendadak," ungkapnya.

Di sisi itu, dr Yeffry menyarankan, bagi para pesepeda harus mengetahui terlebih dahulu kondisi kesehatan masing-masing.

Termasuk juga mengetahui riwayat keluarga.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved