Berita Internasional
Arab Saudi Rilis Uang Kertas Baru, Langsung Bikin Geger Seantero India
Peta global yang dicetak pada uang kertas 20 Riyal baru, yang dirilis untuk menandai kepresidenan Arab Saudi dari kelompok G20
TRIBUNJATENG.COM - India telah menyampaikan keprihatinan seriusnya kepada Arab Saudi.
Hal itu terjadi atas "representasi yang keliru" dari batas-batas teritorial eksternalnya dalam uang kertas yang dikeluarkan oleh negara Teluk itu pekan lalu.
Lebih jauh, India juga meminta Arab Saudi untuk mengambil "langkah-langkah korektif yang mendesak", kata Kementerian Luar Negeri (MEA), pada hari Kamis (29/10/2020).
Peta global yang dicetak pada uang kertas 20 Riyal baru, yang dirilis untuk menandai kepresidenan Arab Saudi dari kelompok G20.
Uang itu tidak menampilkan Jammu dan Kashmir dan Ladakh sebagai bagian dari India.
Juru Bicara MEA Anurag Srivastava mengatakan India telah meminta Arab Saudi untuk mengambil "langkah-langkah korektif yang mendesak" dalam masalah tersebut.
India juga menegaskan bahwa seluruh Wilayah Persatuan Jammu dan Kashmir dan Ladakh adalah bagian integral dari negara itu.
"Kami telah melihat uang kertas yang dirujuk oleh Anda memberikan gambaran yang salah tentang batas-batas teritorial eksternal India."
"Catatan itu dikeluarkan oleh Otoritas Moneter Arab Saudi pada 24 Oktober untuk menandai kesempatan kepresidenan Arab Saudi di G20," kata Srivastava
"Kami telah menyampaikan keprihatinan serius kami kepada Arab Saudi."
"Baik melalui Duta Besar mereka di New Delhi maupun di Riyadh, atas kesalahan penafsiran yang sangat besar tentang batas-batas teritorial eksternal India pada uang kertas resmi dan resmi Arab Saudi dan meminta pihak Saudi untuk segera mengambil tindakan langkah korektif dalam hal ini,” ujarnya.
Srivastava berkata:
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa seluruh Wilayah Persatuan Jammu dan Kashmir dan Ladakh adalah bagian integral dari India."
Menurut laporan, peta itu bahkan tidak menggambarkan Kashmir yang diduduki Pakistan termasuk Gilgit-Baltistan sebagai bagian dari wilayah Pakistan.
Pakistan menganggap Arab Saudi sebagai sekutu utama, dan pengecualian PoK dari peta Pakistan dipandang oleh banyak orang di Islamabad sebagai penghinaan utama bagi negara tersebut.
(*)
