Pilpres AS
Donald Trump Tak Berencana Mengaku Kalah kepada Joe Biden
Donald Trump, presiden Amerika Serikat (AS), disebut tidak berencana untuk mengaku kalah dari Joe Biden di pilpres AS.
TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC - Donald Trump, presiden Amerika Serikat (AS), disebut tidak berencana untuk mengaku kalah dari Joe Biden di pilpres AS.
Menurut keterangan dari sumber terdekatnya, sang presiden diminta sejumlah penasihatnya untuk terus bertarung demi suaranya.
Kepada Fox News, sumber tersebut mengungkapkan, sang petahana hanya "sedikit skeptis" di mana pada waktunya dia akan mengaku kalah.
Baca juga: Viral Video Syur Mirip Gisel di Twitter hingga Trending, Tagar Skandal Juga Menyusul
Baca juga: Inilah Sosok Syarifah Najwa Shihab Putri Cantik Habib Rizieq FPI Segera Menikah, Jadi Alasan Pulang?
Baca juga: Setelah Tobat Jadi Preman dan Masuk Kopassus Untung Pranoto Masih Ditolak Calon Mertua, Ini Kisahnya
Baca juga: Lagi-lagi Viral Video Syur Diduga Gisel, Sedang Liburan Disponsori Raffi Ahmad
"Dia hanya belum sampai pada momen itu," jelas sumber itu, di mana Trump mengabaikan saran penasihatnya yang lain untuk menghentiikan memanasnya situasi.
Sumber itu menambahkan, sebenarnya media sudah mendapatkan semacam peringatan mengenai manuver yang akan dilakukan presiden di Pilpres AS.
Namun seperti diberitakan New York Post Jumat (6/11/2020), media massa tidak menganggapnya serius.
"Jadi di sinilah kita sekarang," kata sumber itu.
Juru bicara Joe Biden, Andrew Bates, sempat ditanyakan mengenai kemungkinan bahwa presiden 74 tahun itu tidak akan mengalah dari saingannya.
"Seperti yang kami katakan pada 19 Juli, rakyat Amerika akan memilih.
Pemerintah AS punya kemampuan mengawal penyusup dari Gedung Putih," ujar Bates kepada Bloomberg.
Trump sudah melayangkan sejumlah gugatan hukum ke negara bagian kunci, di mana sudah bersiap untuk menggugat Pennsylvania.
Tim kampanyennya juga meminta kepada pengadilan agar dilakukan penghitungan ulang di Wisconsin, setelah daerah itu menetapkan Biden sebagai pemenang.
Pada Jumat, komandan kampanye Matt Morgan berjanji: "Pemilihan ini masih jauh dari kata berakhir", di mana Biden tinggal selangkah lagi jadi Presiden AS.
Sementara sang presiden dalam kicauannya di Twitter mulai fokus ke Senat, di mana saat ini Republik menjadi mayoritas.
"Dengan serangan dari radikal kiri Demokrat di Senat yang dikuasai Republik, kursi presiden menjadi sangat penting," ujar dia.