Berita Purbalingga
Pola Retakan Tapal Kuda, Bahaya Mengancam Warga Dusun Pengungsen, Desa Sirau, Purbalingga
Hujan deras yang menerpa wilayah Purbalingga akhir-akhir ini memicu pergerakan tanah di dusun Pengungsen, Desa Sirau.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Hujan deras dengan intensitas tinggi yang menerpa wilayah Purbalingga akhir-akhir ini memicu pergerakan tanah di dusun Pengungsen, Desa Sirau Kecamatan Karangmoncol, Purbalingga.
Retakan tanah menjalar di wilayah pemukiman RT 15 RW 5, yang dihuni oleh 17 KK. Wilayah berpenduduk itu pun terancam longsor, terlebih jika diguyur hujan terus menerus.
Di Dusun Pengungsen, pusat pergerakan tanah berada di areal pesawahan terasering yang berada di bawah pemukiman warga. Tanah mengalami retak dan ambles berpola tapal kuda hingga kedalaman sekitar 1,5 meter.
Selain retakan tanah, rumah warga juga berisiko terkena longsor tebing. Ini mengingat pemukiman Dusun Pengungsen berada di tanah pegunungan, koturnya berupa tebing dan jurang.
"Bahaya ini, sepanjang jalan menuju lokasi pusat tanah bergerak ada rekahan rekahan tanah, rawan sekali tanahnya ambles apalagi di bawah ternyata ada aliran sungai Tambra," ucap Sekretaris Camat Karangmoncol, Sapto Suhardiyo, Senin (12/11)
Pihaknya melihat beberapa rumah warga sudah ditinggalkan penghuninya. Mereka ternyata sudah mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman.
Saat meninjau lokasi, pihaknya juga beberapa kali bertemu dengan warga yang pergi untuk evakuasi ke tempat yang aman.
Lain halnya dengan Kaminto, satu di antara warga terdampak memilih tetap tinggal di rumah bersama keluarganya. Padahal lahan yang ia tempati rawan longsor. Tempat tinggalnya juga rawan terkena longsoran tebing di samping rumahnya. Sebagian bangunan rumahnya bahkan telah dibongkar akibat retakan yang tambah parah. Bangunan dapur yang terancam itu telah dipindah di lahan samping rumah.
"Mau pindah ke tempat aman gimana, ini buat benerin dapur, seng atapnya saja ngutang, belum dibayar," katanya. (*)