Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Cerita Mistis Semarang Bayu Terkesiap Lihat Sosok Meneer Londo dan Kuntilanak di Bendung Simongan

Bendung Simongan atau bagi sebagian warga Semarang dikenal sebagai bendungan pleret ternyata menyimpan kisah mistis.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: abduh imanulhaq

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bendung Simongan atau bagi sebagian warga Semarang dikenal sebagai bendungan pleret ternyata menyimpan kisah mistis.

Terutama bagi petugas yang bekerja di tempat tersebut.

Mereka mengalami berbagai kejadian aneh dan cenderung tak masuk akal.

Bahkan ada yang beberapa kali menjumpai sosok mahluk astral seperti kuntilanak dan pria menyerupai meneer Belanda atau londo.

Baca juga: Tiga Begal di Tambaklorok Semarang Bawa Parang Tega Jatuhkan Wanita Hamil dari Motor

Baca juga: Banjir Air Mata Pasca Pernikahan di Sragen, Sekeluarga Meninggal karena Covid Diawali Mempelai Wanta

Baca juga: Hendak Ganggu Istri Orang, Pria Ungaran Babak Belur Dihajar Warga Karangrejo Semarang

Baca juga: Saking Seringnya Gali Kubur untuk Jenazah Covid-19 Mbah Juri Mimpi Begini

"Dua sosok itulah yang pernah saya lihat selama bekerja di sini selama 10 tahun," ujar Koordinator Pintu Air Bendung Simongan, Bayu Wanapati (33), kepada Tribunjateng.com, baru-baru ini.

Bayu menyebutkan penampakan keduanya muncul di Gedung Galeri Bendung Simongan.

Dia melihat kuntilanak di gedung tersebut, kejadiannya beberapa tahun lalu.

Sosok itu berupa wanita berambut panjang berpakaian putih yang juga panjang.

Sedangkan sosok meneer Belanda baru tahun kemarin dia lihat.

"Sosok itu berdiri tinggi besar, persis patung Belanda yang ada di depan Galeri. Ketika bertemu sosok itu saya terkesiap hanya bisa diam dan terus melafalkan doa," kenangnya.

Selain dua sosok tersebut, ada penampakan orang tua berambut panjang warna putih berjalan dari pintu bendungan menuju kamar mandi pos satpam.

Sosok itu muncul setiap malam Jumat atau Kamis malam.

"Jadi kami mendengar suara orang mandi tetapi tidak ada manusia yang mandi di tempat tersebut," ujarnya.

Bayu tidak hanya menjumpai sosok yang aneh.

Dia juga mengalami kejadian yang sudah terhitung mengganggunya.

Kejadian itu bermula saat dia sedang membersihkan rumput di pintu air sisi timur Bendung Simongan pagi hari.

Ketika waktu zuhur tiba, dia tetap terus bekerja.

Bayu enggan beristirahat meski waktu sudah masuk zuhur lantaran merasa tanggung pekerjaannya tinggal sedikit lagi.

Tepat pada waktu itu ada suara wanita yang menegurnya untuk berhenti.

Namun dia acuh dan terus bekerja.

"Besoknya saya sakit, kaki saya tidak bisa berjalan. Sembuhnya didoakan oleh orang pintar," bebernya.

Ada pula kejadian aneh tak masuk akal yang dialami Bayu yakni akuarium di Galeri yang airnya surut tanpa bekas.

Kejadian itu dimulai saat akuarium diisi air dengan kapasitas penuh pada waktu sore hari.

Dia memeriksa kondisi air dua kali pada pukul 18.00 dan pukul 22.00, kapasitas air di akuarium masih penuh.

Setelah itu, dia melihat air di akuarium tiba-tiba habis tak bersisa selepas pukul 00.00.

Padahal dua jam sebelumnya air masih penuh.

Anehnya, air di akuarium habis tidak ada bekas di lantai.

Seharusnya kalau akuarium bocor otomatis lantai akan basah.

"Percaya tidak percaya ternyata mereka ternyata minta sesaji ingkung ayam putih. Habis itu tidak ada masalah," terangnya.

Tidak hanya dia pribadi yang mengalami berbagai kejadian mistis tersebut.

Beberapa teman, kontraktor, atau tamu lain juga pernah mengalami hal-hal mistis seperti mendengar suara wanita memanggil dan bau bunga melati yang menyengat.

"Namun apapun gangguannya, kami anggap mereka juga penghuni di Bendung Simongan yang lebih dahulu berada di sini. Sehingga perlu sikap saling menghormati layaknya orang hidup berdampingan," jelasnya.

"Tidak lupa setiap memasuki kawasan ini kami berdoa meminta perlindungan Tuhan dan mengucapkan salam." 

Bagaimana dengan sejarah Bendung Simongan?

Bayu menuturkan, tempat itu dahulu kala adalah pesisir.

Bendung dibuat pemerintah kolonial agar air laut tak masuk ke daratan.

Singkat cerita, pada zaman Hindia Belanda, Bendung Simongan dibangun lebih tinggi yang difungsikan untuk irigasi pada tahun 1901.

"Di Bendung Simongan atau aliran sungai Kaligarang yang menuju bendungan setiap tahun juga selalu memakan korban orang meninggal dunia entah tenggelam atau sebab lain," bebernya. (Iwn)

Baca juga: Cerita Mistis Alamsyah Ayah Kehilangan 3 Anak Mengaku Lakukan Kontak Batin: Tersesat di Dimensi Lain

Baca juga: Beredar Video Asusila Dokter dan Bidan di Jember, Diduga Dilakukan Dalam Rumah Dinas

Baca juga: Aksi Titin yang Ternyata Adalah Begal Asal Blora, Telaten Menggaet Korban

Baca juga: Dicky Chandra Ungkap Perilaku Nathalie Holscher di Belakang Sule: Bukannya Mau Bandingin Ya. .

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved