Berita Karanganyar
Tim Gabungan Gelar Simulasi Tanggap Bencana Daerah Menjing Jenawi Karanganyar
Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, TNI-Polri, serta relawan menggelar simulasi
Penulis: Agus Iswadi | Editor: galih permadi

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, TNI-Polri, serta relawan menggelar simulasi tanggap bencana di Desa Menjing Kecamatan Jenawi yang termasuk lokasi rawan tanah longsor di wilayah Kabupaten Karanganyar, Kamis (12/11/2020).
Sebelumnya, seusai menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Alun-alun Karanganyar pada Rabu (11/11/2020), tim gabungan langsung menggelar simulasi tanggap bencana di Desa Nglegok Kecamatan Ngargoyoso.
Kalakhar BPBD Karanganyar, Sundoro Budi Karyanto mengantakan, dibandingkan dengan pembentukan Destana pada tahun sebelumnya, pembentukan Destana kali ini melibatkan stakeholder dan dilanjutkan dengan simulasi.
"Harapan kami lebih efektif daripada tahun lalu. Karena sebelumnya Destana sifatnya classing dan melibatkan internal saja. Ada sinergitas antar stakeholder.
Sehingga kedepan manakala terjadi bencana masing-masing sudah siap sesuai tupoksinya," katanya kepada Tribunjateng.com, Kamis (12/11/2020).
Dia menjelaskan, dalam simulasi penanggulangan bencana ini juga tetap menerapkan protokol kesehatan. Semisal ketika pengungsi datang sudah mengenakan masker semua dan ada penyemprotan desinfektan. Tempat pengungsian juga diatur tempat tidurnya.
Terpisah Sekdes Menjing, Hanung Ari Nugroho menambahkan, adanya simulasi ini sangat mendukung, mengingat lokasi Desa Menjing termasuk dalam zona rawan longsor.
"Masyarakat jadi butuh edukasinya bagaimana cara penyelamatan dan penanganannya. Insyaallah setiap tahunnya akan menganggarkan untuk keberlanjutan penanggulangan bencana. Misal penyediaan logistik seperti alat komunikasi dan perlengkapan medis," ucapnya.
Dia menceritakan, di Dusun Jambon Desa Menjing pernah terjadi longsor yang cukup besar pada 2014 lalu. Akibat kejadian itu, sekitar 40 KK terpaksa direlokasi ke tanah kas desa. (Ais).