Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Tiap Malam Jumat Sosok Ini Selalu Muncul di Bendung Simongan, Bayu Ungkap Cerita Mistis yang Dialami

Bayu menyebutkan penampakan keduanya muncul di Gedung Galeri Bendung Simongan

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
Para pemancing saat memancing ikan di Bendung Simongan Kota Semarang, Jumat (6/11/2020). 

Selama bekerja, Bayu banyak menjumpai kejadian di luar nalar di Bendung Simongan Semarang

Bukan hanya penampakan

Melainkan juga kisah aneh yang menimpanya

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bendung Simongan atau bagi sebagian warga Semarang dikenal sebagai bendungan pleret ternyata menyimpan kisah mistis.

Terutama bagi petugas yang bekerja di tempat tersebut.

Mereka mengalami berbagai kejadian aneh dan cenderung tak masuk akal.

Bahkan ada yang beberapa kali menjumpai sosok mahluk astral seperti kuntilanak dan pria menyerupai meneer Belanda atau londo.

"Dua sosok itulah yang pernah saya lihat selama bekerja di sini selama 10 tahun," ujar Koordinator Pintu Air Bendung Simongan, Bayu Wanapati (33), kepada Tribunjateng.com, baru-baru ini.

Baca juga: Innalillahi Wa Innaillaihi Rojiun Agus Temukan Istri Sirinya Gantung Diri di Dalam Rumah

Baca juga: Misteri Rokok Dji Sam Soe di Dekat Mayat Emy, Kapolsek Gunungpati Semarang Beri Pernyataan

Baca juga: Sebulan Lagi Menikah, Emy Ditemukan Tewas di Gunungpati Semarang, Begini Kondisi Tunangan

Baca juga: Mayat Emy Ditemukan di Pinggir Jalan di Gunungpati Semarang, Keluarga Temukan Banyak Kejanggalan

Bayu menyebutkan penampakan keduanya muncul di Gedung Galeri Bendung Simongan.

Dia melihat kuntilanak di gedung tersebut, kejadiannya beberapa tahun lalu.

Sosok itu berupa wanita berambut panjang berpakaian putih yang juga panjang.

Sedangkan sosok meneer Belanda baru tahun kemarin dia lihat.

"Sosok itu berdiri tinggi besar, persis patung Belanda yang ada di depan Galeri.

Ketika bertemu sosok itu saya terkesiap hanya bisa diam dan terus melafalkan doa," kenangnya.

Dua petugas pintu air berpose di Galeri Bendung Simongan, Kota Semarang.
Dua petugas pintu air berpose di Galeri Bendung Simongan, Kota Semarang. (TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO)

Selain dua sosok tersebut, ada penampakan orang tua berambut panjang warna putih berjalan dari pintu bendungan menuju kamar mandi pos satpam.

Sosok itu muncul setiap malam Jumat atau Kamis malam.

"Jadi kami mendengar suara orang mandi tetapi tidak ada manusia yang mandi di tempat tersebut," ujarnya.

Bayu tidak hanya menjumpai sosok yang aneh.

Dia juga mengalami kejadian yang sudah terhitung mengganggunya.

Kejadian itu bermula saat dia sedang membersihkan rumput di pintu air sisi timur Bendung Simongan pagi hari.

Ketika waktu zuhur tiba, dia tetap terus bekerja.

Bayu enggan beristirahat meski waktu sudah masuk zuhur lantaran merasa tanggung pekerjaannya tinggal sedikit lagi.

Tepat pada waktu itu ada suara wanita yang menegurnya untuk berhenti.

Namun dia acuh dan terus bekerja.

"Besoknya saya sakit, kaki saya tidak bisa berjalan. Sembuhnya didoakan oleh orang pintar," bebernya.

Ada pula kejadian aneh tak masuk akal yang dialami Bayu yakni akuarium di Galeri yang airnya surut tanpa bekas.

Kejadian itu dimulai saat akuarium diisi air dengan kapasitas penuh pada waktu sore hari.

Dia memeriksa kondisi air dua kali pada pukul 18.00 dan pukul 22.00, kapasitas air di akuarium masih penuh.

Setelah itu, dia melihat air di akuarium tiba-tiba habis tak bersisa selepas pukul 00.00.

Padahal dua jam sebelumnya air masih penuh.

Anehnya, air di akuarium habis tidak ada bekas di lantai.

Seharusnya kalau akuarium bocor otomatis lantai akan basah.

"Percaya tidak percaya ternyata mereka ternyata minta sesaji ingkung ayam putih.

Habis itu tidak ada masalah," terangnya.

Tidak hanya dia pribadi yang mengalami berbagai kejadian mistis tersebut.

Beberapa teman, kontraktor, atau tamu lain juga pernah mengalami hal-hal mistis seperti mendengar suara wanita memanggil dan bau bunga melati yang menyengat.

"Namun apapun gangguannya, kami anggap mereka juga penghuni di Bendung Simongan yang lebih dahulu berada di sini.

Sehingga perlu sikap saling menghormati layaknya orang hidup berdampingan," jelasnya.

"Tidak lupa setiap memasuki kawasan ini kami berdoa meminta perlindungan Tuhan dan mengucapkan salam." 

Bagaimana dengan sejarah Bendung Simongan?

Bayu menuturkan, tempat itu dahulu kala adalah pesisir.

Bendung dibuat pemerintah kolonial agar air laut tak masuk ke daratan.

Singkat cerita, pada zaman Hindia Belanda, Bendung Simongan dibangun lebih tinggi yang difungsikan untuk irigasi pada tahun 1901.

"Di Bendung Simongan atau aliran sungai Kaligarang yang menuju bendungan setiap tahun juga selalu memakan korban orang meninggal dunia entah tenggelam atau sebab lain," bebernya. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved