Berita Semarang
Cerita Mistis Warsino Gilo Gilo Keliling Malam di Semarang Tengah Dihadang Pria Bermuka Rata
Cerita mistis yang dialami Warsono seorang pedagang gilo gilo di Semarang yang menjajakan dagangannya setiap malam
Penulis: iwan Arifianto | Editor: abduh imanulhaq
Cerita mistis yang dialami Warsono seorang pedagang gilo gilo di Semarang yang menjajakan dagangannya setiap malam
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Api dari lampu sentir atau teplok yang berada di ujung gerobak menari-nari dihembus angin.
Lampu itu menjadi penerang Warsono (52) alias Gondrong, seorang pedagang gilo gilo di Semarang, menjajakan dagangannya setiap malam.
Sesekali dia memukul badan gerobak hingga menimbulkan suara khas.
Akrab dengan suara pukulan itu, beberapa anak muda keluar dari sebuah rumah mengerumuninya.
Kamis (19/11/2020) dini hari, Warsono sibuk melayani pembeli di Jalan Nakula.
Dia sudah 24 tahun mencari nafkah sebagai pedagang gilo-gilo.
Gilo gilo atau gilo-gilo merupakan gerobak dorong yang menjajakan aneka jajanan di Kota Lumpia.
Keberadaan gilo gilo ini tidak khusus di wilayah tertentu Semarang, ada di pusat kota hingga ke pinggiran.
Jajanan yang dijual antara lain aneka gorengan, aneka sate, buah-buahan, nasi kucing, dan jajan pasar.
Warsono memilih berjualan khusus malam hari dengan alasan sepi pesaing.
Namun karena berjualan pada malam hari, ternyata ada risiko yang ditanggung.
Satu di antaranya dia mengalami berbagai kejadian mistis yang kadang tak masuk akal.
"Saya berangkat dari rumah lepas magrib, pulang pukul 03.00 dinihari.
Saya jualan keliling gilo-gilo dari rumah ke sekitaran Jalan Imam Bonjol dan masuk ke pemukiman dekat Kampus Udinus," terang warga Plombokan, Semarang Utara.
Kejadian mistis yang dialaminya beraneka ragam.
Kalau panggilan misterius tapi tak ada sosok manusia biasa dialaminya hampir setiap malam.
Namun, ada beberapa kejadian yang paling dia ingat hingga sekarang.
Yakni penampakan dua mahluk halus yang sangat jelas.
"Jadi ada dua sosok yang beberapa kali saya lihat, yang pertama pria bermuka rata dengan mengenakan jubah putih.
Kemudian sosok genderuwo yang berbadan tinggi besar," katanya kepada Tribunjateng.com.
Sosok pria bermuka rata paling sering menampakkan diri saat Warsino berkeliling di sepanjang Jalan Sadewo 2 dan Nakula Raya.
Sosok itu hanya menampakkan diri sebentar lantas hilang sendiri.
Saking seringnya, dia sudah tidak mempedulikan gangguan tersebut.
"Sosok pria muka rata berjubah putih hanya diam saja.
Saya juga berdoa dan berbisik jangan ganggu sebab niat saya bekerja mencari nafkah," ungkapnya.
Tak seperti sosok pria bermuka rata, sosok berikutnya berupa genderuwo jarang menampakkan diri.
Dia hanya beberapa kali melihat sosok itu di persimpangan Jalan Sadewo 1.
Sama halnya saat bertemu sosok mahluk halus lain, dia hanya bisa berdoa.
"Sosok itu ya ujung-ujungnya hilang sendiri," kata ayah lima anak ini.
Warsono juga pernah mengalami kejadian lain yang aneh tapi nyata.
Saat melintas di Jalan Nakula II, badannya mati separuh seperti orang terkena stroke.
Kakinya serasa tidak menginjak tanah akan tetapi dia tetap berpikir positif dan terus berjalan.
Namun dia tetap merasa melayang bukan berjalan kaki seperti biasa.
"Saya merasa ada yang ikut dengan saya, namun entah mahluk seperti apa tidak tahu.
Saya tidak kuat dan memilih duduk di bawah pohon mangga di pinggir jalan," terangnya.
Selepas beristirahat sejenak dan berdoa, gangguan tersebut hilang sendiri.
Badannya yang sempat mati separuh bisa normal kembali.
Dia lantas melanjutkan perjalanannya untuk berjualan.
Dari sejumlah kejadian tersebut, Warsono tidak merasa takut.
Menurutnya, hal itu sudah biasa apalagi aktivitasnya bekerja pada malam hari yang berkeliling ke berbagai tempat.
Dia berkeyakinan sejauh tujuannya baik yaitu mencari nafkah maka bakal selamat.
"Kalau saya takut dengan hantu terus saya mau kerja apa?
Saya jalani pekerjaan ini dengan senang hati demi memenuhi kebutuhan keluarga," tandasnya. (Iwn)