Berita Regional
Benarkah Jusuf Kalla Dalang di Balik Kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia? Ini Kata Uceng
Juru bicara eks Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), Husein Abdullah, menyatakan tulisan 'Sang Bandar Chaplin Pun Akhirnya Keluar Sarangnya
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Beredar tudingan kepulangan Habib Rizieq didanai oleh Jusuf Kalla.
Juru bicara eks Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), Husein Abdullah, menyatakan tulisan 'Sang Bandar Chaplin Pun Akhirnya Keluar Sarangnya Karena Kepanasan' tak memiliki data yang valid.
Tulisan itu dibuat oleh pengamat sosial politik Rudi S. Kamri.
Baca juga: Ibu Kartika Putri Blak-blakan Tak Anggap Habib Usman Sebagai Menantu, Karput Histeris: Masya Allah!
Baca juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Isfan Wartawan Metro TV Tewas Kecelakaan Tabrak Pantat Truk Sampah
Baca juga: Komentari Habib Rizieq, Jusuf Kalla: Polisi dan TNI Turun Tangan Seolah Kita Hadapi Goncangan Besar
Baca juga: Setyo Ditemukan Tewas di Rumah Kawasan Elit Semarang, Tetangga Takut karena Dijaga 2 Anjing
Diduga tulisan tersebut dikaitkan dengan JK karena Chaplin yang dimaksud ialah Charlie Chaplin, komedian legendaris asal AS, yang memiliki kesamaan kumis dengan JK mantan wapres RI ke-10.
"Kalau itu ditujukan kepada Pak JK, maka tulisan tersebut merupakan sebuah tuduhan membabi buta, tanpa fakta dan data yang jelas. Tepatnya cocoklogi," kata Uceng, sapaan karib Husein, dalam keterangan tertulis, Minggu (22/11/2020).
Di dalam tulisan, Rudi menyinggung Chaplin-lah yang membiayai Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia.
Uceng menegaskan, JK tidak memiliki hubungan sama-sekali terkait dengan kepulangan Rizieq.
Katanya, JK tidak pernah mengkomunikasikan maupun mendanai kepulangan Rizieq.
"Pak JK tidak pernah mengkomunikasikan atau pun mendanai kepulangan HRS (Habib Rizieq Shihab)," kata Uceng.
Uceng bilang, sejumlah buzzer saat ini sedang membangun opini negatif terhadap JK sejak sejak kepulangan Habib Rizieq ke Tanah Air.
"Tuduhan yang bermula dari ciutan Ferdinand Hutahean pada akun Twitter-nya yang sebelumnya dalam suatu dialog di tvOne dengan saya, Ferdinand terbukti tidak mampu membuktikan kebenaran ciutannya itu," ujarnya.
"Kebohongan Ferdinand ini lalu dijadikan dasar oleh Rudi S Kamri, membangun kebohongan baru," imbuh Uceng.
Uceng menambahkan, perjalanan JK ke Vatikan dan Mekkah pada 20-25 Oktober 2020 lalu sebenarnya untuk menemui Pemimpin Umat Khatolik Paus Fransiskus dalam rangka penjurian pemberian gelar Sayeed Award for Human and Fraternity. Kegiatan tersebut digagas oleh Paus Fransiskus dengan Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmad Al Tayeb.
"Dalam kapasitas Pak JK sebagai juri mewakili Asia atas penghargaan tersebut, bersama mpat juri dari benua berbeda merasa perlu bertemu langsung dan berdiskusi tentang kriteria nominator untuk penghargaan ini," katanya.
"Setelah bertemu Paus Fransiskus di Vatikan, Pak JK melanjutkan perjalanan ke Riyadh Saudi Arabia, menyaksikan penandatanganan perjanjian kerjasama Pembangunan Museum Rasulullah Muhammad SAW yang akan dibangun di Jakarta," sambung Uceng.
Hadir di acara tersebut antara Dewan Mesjid Indonesia yang diwakili Komjen Pol (Purn) Drs. Syafruddin, M.Si selaku Wakil Ketua DMI dengan Abdul Rahman bin Muhammad Al Mathar selaku Deputi Eksekutif Liga Dunia.
"Usai penandatangan ini, karena sudah berada di Saudi Arabia, sebagai muslim tidak afdol rasanya jika Pak JK tanpa menunaikan ibadah umrah," kata Uceng.
"Saya sampaikan, Perjalanan Pak JK ke Vatikan dan Mekkah murni perjalanan misi kemanusiaan dan ibadah. Tidak bersangkut paut dengan kepulangan HRS apalagi politik dalam negeri apalagi 2024," ujarnya.
Komentari Habib Rizieq
Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengemntari terkait perilaku demokrasi bangsa dan kondisi negara saat ini pasca Habib Rizieq Shhab pulang ke Indonesia.
Hal itu dikatakan Jusuf Jalla di youtube PKSTV yang tayang pada Minggu (22/11/2020).
Jusuf Kalla mempertanyakan fenomena Habib Rizieq yang pulang ke Indonesia hingga sikap TNI dan polisi.
"Kenapa masalah Habib Rizieq begitu hebat permasalahannya, sehingga polisi, tentara turun tangan sepertinya kita menghadapi sesuatu yang goncangan. Kenapa itu terjadi?," ujar Jusuf Kalla.
Kemudian Jusuf Kalla juga meminta agar kejadian tersebut menjadi evaluasi bersama.
"Kenapa masyarakat memilih Habib Rizieq untuk menyuarakan aspirasi? itu pertanyaan yang sangat penting untuk kita evaluasi," kata mantan Wakil Presiden RI.
Jusuf Kalla menilai jika masyarakat berbondong-bondong menyambut kedatangan Habib Rizieq Shihab lantaran kekosongan demokrasi sehingga Habib Rizieq datang seolah menjadi cara rakyat mengungkapkan aspirasi.
"Bahwa ada kekosongan sistem atau cara kita berdemokrasi khususnya dalam ideologi keislaman yang kemudian di isi oleh Habib Rizieq," ujar Jusuf Kalla.
Menurut JK, fakta mengenai tumpah ruahnya simpatisan Habib Rizieq merupakan gejala dari sistem demokrasi Indonesia yang gagal.
"Bahwa kita bicara tentang kegagalan demokrasi yang kita pimpin," ucap JK.
Jusuf Kalla mengaku khawatir dengan masa depan demokrasi Indonesia.
Jusuf Kalla mengatakan DPR harusnya menjadi menjadi wakil rakyat yang bisa dipercaya untuk menyalurkan aspirasi.
Namun, Jusuf Jalla menlihat kini DPR justru kberbuat sebaliknya.
"Kenapa ratusan ribu orang itu, kenapa dia tidak percayai DPR untuk berbicara? Kenapa tidak dipercaya partai-partai khususnya partai Islam? Untuk mewakili masyarakat itu," kata Kalla.
Menurut Kalla hal itu mungkin terjadi karena pemimpin-pemimpin tidak dapat mendengar aspirasi rakyat.
"Ini menurut saya karena ada kekosongan pemimpin, pemimpin yang menyerap aspirasi masyarakat," ucap dia.
Jusuf Kalla menegaskan seharusnya demokrasi di Indonesia segera diperbaiki agar kepercayaan masyarakat kembali.
Sebab jika tak segera diperbaiki, demokrasi Indonesia dapat menyimpang dari makna sesungguhnya.
"Jangan kita kembali lagi ke demokrasi jalanan, rakyat memilih jalannya sendiri menjadi demokrasi jalanan lagi," pungkas Jusuf Kalla.
Pangdam Jaya
Empat pernyataan kontroversial Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mencuri perhatian.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman kini tengah menjadi sorotan.
Dudung Abdurachman menjadi perbincangan setelah melontarkan sejumlah pernyataan kontroversial terkait Front Pembela Islam (FPI).
Pernyataannya yang keras soal FPI dan Habib Rizieq membuat nama Dudung Abdurachman diperbincangkan.
Sosoknya pun banyak menuai rasa penasaran publik.
Dengan tegas, Dudung Abdurachman melontarkan sejumlah pernyataan kontroversial yang cukup berani.
Seperti yang diketahui, sejak kepulangan Habib Rizieq pada 10 November 2020 lalu, acara yang digelar menjadi bulan-bulanan publik.
Hal ini lantaran acara Habib Rizieq dianggap tak menerapkan protokol kesehatan.
Tak heran banyak pihak yang kesal dengan FPI dan juga Habib Rizieq.
Kini giliran Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang melontarkan pernyataan keras yang seolah mewakili isi hati publik.
Berikut empat pernyataan kontroversial Pangdam jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.
1. Perintahkan Copot Spanduk FPI Bergambar Rizieq Shihab
Tanpa ragu, Dudung mengakui memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam (FPI) bergambar Rizieq Shihab yang tersebar di Ibu Kota.
Sebelumnya memang beredar viral sebuah video yang menunjukkan sejumlah pasukan berbaju loreng yang mencopot baliho Rizieq Shihab.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan seusai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
Hari ini, sejumlah pasukan TNI bahkan berpatroli dari kawasan Monas hingga Slipi untuk mencopot spanduk dan baliho Rizieq Shihab.
Pantauan Kompas.com, awalnya pasukan TNI dengan mengendarai sepeda motor menggelar razia dari arah Monas menuju Patung Kuda, kemudian ke arah Bank Indonesia, pasar Tanah Abang, Slipi, lalu kembali ke Monas.
Setidaknya ada empat baliho berukuran besar dan sejumlah baliho kecil bergambar pimpinan FPI yang dicopot oleh pasukan TNI.
Sementara itu, spanduk dan baliho bergambar Rizieq paling banyak ditemukan di kawasan Tanah Abang yang berdekatan dengan kediaman Rizieq.
Perlu diketahui, Rizieq tinggal di daerah Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dudung menjelaskan alasan pencopotan spanduk dan baliho adalah demi ketertiban umum.
Pasalnya, menurut Dudung, sejumlah petugas Satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.
Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut.
Oleh karena itu, TNI turun tangan.
"Ini negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau pasang baliho itu udah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung.
2. Bubarkan FPI
Tak berhenti sampai di situ, Dudung juga menegaskan tak segan mengusulkan pembubaran FPI apabila masih nekat memasang kembali spanduk dan baliho Rizieq.
"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri. Ingat, saya katakan itu (penurunan baliho Rizieq) perintah saya," ujar Dudung.
Dudung pun memastikan operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut.
"Dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho yang mengajak revolusi dan segala macam," kata dia.
3. Peringatkan FPI untuk Tidak Memecah Belah Warga Jakarta
Dudung kemudian mengingatkan Rizieq dan FPI agar tidak mengganggu persatuan di wilayah Jakarta.
Sebab, akan ada konsekuensi jika mencoba mengganggu persatuan di wilayah Kodam Jaya.
"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba akan saya hajar nanti," kata Dudung.
4. Habib Tak Pernah Berucap Tak Baik
Terakhir, Dudung pun menanggapi santai soal pernyataan Rizieq Shihab yang menyinggung TNI dan Polri.
Menurut dia, pernyataan tersebut bukan dilontarkan seorang habib karena seorang habib tak pernah berucap tak baik.
"Terima kasih atas hujatan-hujatan HRS (Rizieq) terhadap TNI dan Polri.
Kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai dan habib, karena habib dan kiai selalu baik, ucapan baik dan tindakan baik," ujar Dudung.
"Kalau ucapan tidak baik, maka bukan habib itu. Saya ini orang Islam juga," sambungnya.
Dudung menjelaskan, Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang mengajarkan kasih sayang tak hanya kepada sesama umat manusia, tetapi kepada alam semesta.
Oleh karena itu, ia merasa prihatin jika ada orang mengaku sebagai habib, tetapi berkata kasar dan menghina.
Terlebih lagi, perkataan itu dilontarkan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di kediaman Rizieq di Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020) lalu.
"Saya sebagai orang Islam itu prihatin kalau ada seorang habib, peringatan Maulid Nabi, bahasa dan lisan kotor," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jubir Bantah Jusuf Kalla Biayai Kepulangan Rizieq Shihab ke Indonesia
Baca juga: Pesan Terakhir Pria Bertato Asal Malang Ditemukan Tewas di Sungai Serayu Banjarnegara
Baca juga: Menhan Prabowo Subianto Dukung Unnes Jaga dan Perkokoh NKRI dengan Penguatan Iptek
Baca juga: Depresi Gara-gara LDR, Grista Tewas Gantung Diri Sempat Disiarkan Lewat Live Facebook
Baca juga: Eko Berusaha Tegar, Yuli Tewas Kecelakaan Ditabrak Truk Oleng Hilang Kendali, Anak Tangan Putus