Berita Solo
Akumulasi Positif Covid-19 di Solo Capai 2.000 Orang, Wali Kota Sebut Didominasi Orang Tanpa Gejala
Jumlah akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Solo, tembus 2.005 orang pada Minggu (22/11/2020).
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Jumlah akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Solo, tembus 2.005 orang pada Minggu (22/11/2020).
Dari total jumlah itu, didominasi orang tanpa gejala (OTG).
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menyampaikan, kasus Covid-19 di Solo belum dinilai parah.
Baca juga: Viral Penjual Bakso Masukkan Lagi Daging Sisa Pembeli ke Dalam Dandang Jualan
Baca juga: Mutasi TNI Terbaru 100-an Perwira Tinggi Tiga Matra Duduki Jabatan Baru
Baca juga: Janda Cantik PNS Kepergok Warga Mesum di Kamar Bersama Mantan Suami Sudah Beristri
Baca juga: Umumkan Kabinet Baru, Joe Biden Ganti Menlu AS dan Tunjuk Orang-Orang Obama
Hal itu lantaran, menurut Rudy, dikarenakan jumlah pasien sembuh banyak.
"Kalau bicara parah, tidak parah ya. Karena yang sembuh lebih banyak. Yang terkonfirmasi itu OTG, tanpa gejala semua," kata Rudy, Senin (23/11/2020) kemarin.
Dia menyebut, jumlah 2.005 orang terkonfirmasi Covid-19 tersebut rinciannya 1.085 orang sembuh, 649 orang menjalani isolasi mandiri, 182 orang rawat inap, dan 89 orang meninggal dunia.
Rudy mengungkapkan, peningkatan kasus Covid-19 juga karena masifnya tracing kontak terhadap pasien positif Covid-19 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Solo.
"Yang perlu saya sampaikan, semakin kita melakukan tracingnya semakin kencang, diperlebar ya semakin banyak yang kita temukan," ujarnya.
Kendati ditemukan klaster penularan Covid-19 di Solo, dia mengatakan akan terus mengantisipasi jangan sampai virus corona menyebar ke mana-mana.
Dia meminta masyarakat yang merasa dirinya terpapar Covid-19 harus melaksanakan karantina mandiri di rumah.
"Jangan sampai (ketika, red) meminta karantina mandiri di rumah, namun ke mana-mana. Itulah penyebab dari pada klaster-klaster baru itu muncul," ungkap dia.
Selama ini, lanjut Rudy, pemerintah telah menerapkan kebijakan work from home (WFH) guna memutus penyebaran Covid-19 ketika ada pegawainya terpapar virus corona.
Pihaknya juga melarang pegawai melakukan kunjungan kerja ke luar daerah maupun menerima kunjungan dari luar daerah selama pandemi wabah Covid-19.
"Jadi kalau mau studi banding tidak boleh. Menerima maupun keluar tidak dilakukan dulu," kata dia.
Rudy mengungkapkan, banyak yang minta untuk studi banding ke Solo.
"Kemarin ada Kediri, Malang, kita jawab kalau mau studi banding lewat virtual dulu. Dan kita berikan keseluruhan dan tidak ada yang ditutup-tutupi," tandasnya. (kan)
Baca juga: DPRD Setujui 16 Program Pembentukan Peraturan Daerah Kota Tegal 2021
Baca juga: Jumlahnya Belum Mencukupi, Pemerintah Tetapkan Kriteria Penerima Vaksin Covid-19 Tahap I
Baca juga: Klasemen Matchday Ke-4 Liga Champion 2020, MU, PSG dan RB Leipzig Saling Bantai Demi Lolos Fase Grup
Baca juga: Babak Kedua Kasus Konser Dangdut Viral di Tegal, Jaksa Bantah Eksepsi Wasmad Edi Susilo