Berita Internasional
Pemberontak Houthi Yaman Serang Kilang Minyak Saudi Aramco di Jeddah dengan Rudal
Pihak Aramco Arab Saudi pada Selasa (24/11/2020) mengatakan bahwa serangan yang dilakukan pemberontak Houthi Yaman terhadap kilang mereka di Jeddah me
TRIBUNJATENG.COM, JEDDAH - Pihak Aramco Arab Saudi pada Selasa (24/11/2020) mengatakan bahwa serangan yang dilakukan pemberontak Houthi Yaman terhadap kilang mereka di Jeddah membuat lubang besar di tangki minyak dan memicu ledakan juga kebakaran yang berhasil dipadamkan dengan cepat.
Houthi yang didukung Iran mengatakan telah menembakkan rudal Quds-2 pada Senin (23/11/2020) sebagai bentuk pembalasan atas andil Arab Saudi dalam koalisi militer yang mendukung pemerintah dalam konflik berkepanjangan di Yaman.
Pihak Aramco menunjukkan kerusakan pada tangki penyimpanan di fasilitas distribusi kepada wartawan pada selasa lalu dengan bagian atas tangki menghitam serta pagar di atasnya tertekuk karena panas.
Baca juga: Rizieq Shihab Tolak Tes Swab, Wagub DKI Sampaikan Nominal Denda yang Harus Dibayar
Baca juga: PT KAI Sudah Buka Pemesanan Tiket Jarak Jauh untuk Liburan Natal & Tahun Baru 2020
"Sayangnya fasilitas itu kemarin terkena proyektil, oleh serangan musuh. Seperti yang Anda ketahui, Aramco telah menjadi sasaran serangan tersebut," kata Abdullah Al Ghamdi, manajer kilang minyak besar di Jeddah Utara.
Atap tangki mengalami "kerusakan besar" dengan lubang berukuran dua meter katanya.
"Itu adalah api besar, ledakan besar tetapi dapat dikendalikan."
Manajer tersebut mengatakan bahwa distribusi dari kilang, yang menyediakan produk olahan termasuk bahan bakar jet ke bagian barat negara itu, telah pulih dalam waktu tiga jam meskipun tangki yang rusak, satu dari 13, tetap tidak berfungsi.
“Api bisa dipadamkan dalam waktu yang sangat singkat, hanya butuh waktu sekitar 40 menit untuk memadamkan api besar di tanki mayor seperti ini,” ujar Al Ghamdi dikutip AFP sembari membenarkan belum ada korban jiwa.
Yaman telah terkunci dalam konflik sejak pemberontak mengambil kendali ibu kota Sanaa pada tahun 2014 dan terus merebut sebagian besar wilayah utara.
Koalisi militer pimpinan Saudi turun tangan untuk mendukung pemerintah yang diakui secara internasional pada tahun 2015.
Puluhan ribu orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas dan jutaan mengungsi yang disebut PBB sebagai bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Menteri Timur Tengah Inggris, James Cleverly mengutuk serangan terbaru itu, dengan mengatakan bahwa serangan itu mengancam dan akan menggagalkan upaya untuk mengakhiri perang yang sudah menghancurkan negara termiskin di Semenanjung Arab.
"Satu-satunya cara untuk mengakhiri krisis kemanusiaan Yaman yang mengerikan adalah dengan menghentikan permusuhan mereka dan mengatasi meja perundingan," katanya dalam sebuah twit.(*)