Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mudah Membayar Jadi Alasan Nur Hayati Pakai JKN-KIS

Selain layanan kesehatan yang baik dan murah, sebagian orang menjadikan alasan mudah dalam membayar iuran pada jenis asuransi tertentu.

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: muh radlis
IST
Dwi Nur Hayati warga Babadan, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Selain layanan kesehatan yang baik dan murah, sebagian orang menjadikan alasan mudah dalam membayar iuran pada jenis asuransi tertentu.

Sebagaimana Dwi Nur Hayati warga Babadan, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang yang memilih menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

“Kalau ditanya sebagai pengguna atau peserta karena mudah saja membayarnya.

Baca juga: Pemotor di Solo Ngebut Kejar Lampu Merah, Tewas Seketika Dihantam Mobil, Tubuh Masuk ke Kolong

Baca juga: Pengeroyokan di Jalan Pahlawan Semarang, Polisi: Semula Miliki Masalah dengan Juru Parkir

Baca juga: Video Viral Truk Boks Meluncur Mundur Menabrak Tiang PJU di Pantura Batang

Baca juga: Polisi Tangkap Dua Artis AS dan TS di Hotel, Diduga Terlibat Prostitusi Online

Mengenai layanan kesehatan program pemerintah dan swasta tidak berbeda jauh. Selain itu lebih percaya saja yak arena JKN-KIS ini dibawah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” terangnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (26/11/2020)

Nur Hayati mengaku, banyak fasilitas pembayaran yang diberikan bagi peserta JKN-KIS sehingga adanya pilihan beragam cara membayar iuran tersebut sangatlah memudahkan pengguna. Misalnya bagi pengguna atau peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau mandiri dapat membayar iuran bulanan melalui fasilitas autodebit.

Kemudian lanjutnya, ada semacam pesan pendek yang secara rutin dikirim oleh admin BPJS Kesehatan pusat kepada para peserta JKN-KIS dalam setiap bulannya atau menjelang waktunya melakukan pembayaran iuran.

“Itu kelihatannya biasa saja ya, tetapi bagi orang kayak saya ini suka lupa sangat membantu mengingatkan bukan kayak malah ditagih bukan. Itu semacam SMS blast kalau saya tidak salah hasil baca-baca,” katanya

Menurut Hayati, pernah pula dirinya dihubungi call center melalui telepon lantaran telat melakukan pembayaran bahkan sampai jatuh tempo pada waktu biasanya. Layanan itu lanjutnya, ditujukan bagi pengguna atau peserta PBPU mandiri, sehingga uang iuran yang dibayarkan dengan sejumlah layanan itu sangat sepadan.

“Nah, yang tidak paham teknologi atau malas ini juga bisa minta tolong membayar iuran lewat model penagihan lewat kader JKN. Saya sudah pernah mencoba semuanya jadi kepada peserta JKN-KIS khususnya PBPU atau mandiri jangan khawatir pas lagi didaerah susah sinyal atau tidak ada mesin ATM dan lain-lain,” ujarnya. (ris)

Baca juga: Pemkab Kendal Raih Juara Favorit Anugerah IDSD Jawa Tengah Tahun 2020

Baca juga: Muncul Tagar Prayfortratagan di Banyumas, Bupati Cerita Soal Tarik Rem Darurat: Kemarin 7 Meninggal

Baca juga: Rektor UMP Purwokerto Dipercaya Jadi Panelis Debat Publik Paslon Pilbup Purbalingga

Baca juga: Majelis Hakim Tolak Eksepsi Wasmad Penyelenggara Konser Dangdut Viral di Tegal 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved