Penanganan Corona
Jelang Pilkada Wali Kota Solo Rudy Isolasi Mandiri Seusai Ikuti Tes Swab
Wali Kota Solo, Fx Hadi Rudyatmo atau Rudy menjalani uji usap atau swab menyusul dua kepala bagian di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo positif
Dikutip dari The Lancet, CoronaVac merupakan kandidat vaksin yang tidak aktif terhadap Covid-19, dibuat dari sel ginjal monyet hijau Afrika (sel Vero) yang telah diinokulasi dengan SARS-CoV-2 (strain CN02).
Pada akhir masa inkubasi, virus dipanen, diinaktivasi dengan β-propiolakton, dipekatkan, dimurnikan, dan akhirnya diserap ke dalam aluminium hidroksida.
Aluminium hidroksida kompleks kemudian diencerkan dalam natrium klorida, saline buffer fosfat, dan larutan air sebelum disterilkan dan disaring siap untuk injeksi.
Sementara, plasebo hanyalah larutan pengencer aluminium hidroksida tanpa virus.
Baik vaksin maupun plasebo disiapkan di fasilitas Good Manufacturing Practice dari Sinovac Life Sciences (Beijing, China) yang secara berkala diperiksa oleh komite Administrasi Produk Medis Nasional China.
Teknologi inaktivasi atau inactivated virus, dalam pembuatannya banyak menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk dapat memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan respons penyakit yang serius.
Selain itu, vaksin inactivated virus juga memungkinkan vaksin lebih mudah disimpan di lemari es dengan standar suhu 2-8 derajat Celsius dan dapat bertahan hingga tiga tahun.
Vaksin Covid-19 buatan Sinovac sejauh ini masih dalam fase tiga atau tahap terakhir uji klinis.
Dalam publikasi terakhir yang dipublikasikan di jurnal ilmiah The Lancet edisi 17 November 2020, baru melampirkan hasil dari fase I dan II.
Menurut laporan tersebut, Coronavac memicu respons kekebalan dengan cepat, meski penelitian yang dilakukan pada April hingga Mei tahun ini tidak memberikan presentase yang jelas terkait tingkat keberhasilan vaksin.
Penerbitan Izin Edar Vaksin Covid-19
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), DR Penny K Lukito MCP mengatakan bahwa izin edar vaksin ini baru bisa dikeluarkan pada minggu ketiga atau keempat bulan Januari 2021 mendatang.
"Kerjasama bersama (berbagai pihak terkait) untuk menuju ekspektasi kita ke depan adalah pemberian EUA pada minggu ke-3 atau ke-4 bulan Januari (2021)," kata Penny dalam konferensi pers terkait perkembangan uji klinik vaksin Covid-19, Kamis (19/11/2020).
Penny mengatakan, mengingat kebutuhan akan vaksin yang mendesak di masa pandemi ini, Badan POM memberikan fleksibilitas terkait penerbitan izin edar vaksin Covid-19 melalui simplifikasi prosedur dan persyaratan, tanpa mengabaikan aspek keselamatan manusia dan kualitas vaksin.
Dalam hal ini, izin dikeluarkan dalam bentuk perizinan penggunaan vaksin dalam kondisi darurat atau Emergency Use Authorization (EUA).