Pilkada Solo 2020
Ternyata Ini Makna Batik Truntum yang Dipakai Bagyo Ke TPS
Calon Wali Kota Solo Nomor Urut 02, Bagyo Wahyono menggunakan hak pilihnya di TPS 08 Kelurahan Penumping, Laweyan, Rabu (9/12/2020).
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Calon Wali Kota Solo Nomor Urut 02, Bagyo Wahyono menggunakan hak pilihnya di TPS 08 Kelurahan Penumping, Laweyan, Rabu (9/12/2020).
“Tadi datang dengan istri, tiga anak laki-laki, dan satu anak perempuan. Setelah ini saya di rumah saja, melihat perhitungan cepat, mengawal sampai selesai,” ucapnya.
Bagyo menyampaikan, batik berwarna coklat yang dia kenakan merupakan motif truntum berarti, yang bermakna sedang punya hajatan.
Calon Wali Kota independen itu berharap, siapa saja pemenang dalam kontestasi ini, dapat membawa Solo lebih baik.
Baca juga: Rudy Murka Pergoki Saksi Bajo di TPS 18 Ternyata dari Kudus: Saya Cuma Melindungi Warga
Baca juga: Jusuf Kalla Singgung Orang Terkaya di Negeri Ini Berbisnis Rokok: Saya Ikut Bersalah
Baca juga: Margaret Keenan Wanita 90 Tahun Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19 di Dunia
Baca juga: Lloyd Austin, Pensiunan Jenderal yang Bakal Jadi Menteri Pertahanan AS Pertama dari Kulit Hitam
Selain itu, lanjut dia, masyarakat memperoleh keadilan, entah dia atau Gibran yang memenangkan kontestasi lima tahunan ini.
“Harapannya saya menang. Tapi saya menang tanpa ngasorake (tanpa merendahkan, red). Jadi saya akan merangkul semua, termasuk Mas Gibran. Kalau Tuhan megizinkan kami duduk di Balai Kota, partai apapun saya akan ayomi, semua akan saya ayomi,” jelasnya.

Bagyo menegaskan, independen berjuang untuk rakyat dan berangkat dari rakyat yang saat ini butuh keadilan.
Menurutnya, bila Gibran bersedia, akan merangkulnya dalam membangun Solo. Menurutnya, dia dan Gibran sama-sama memiliki kesamaan, yakni berniat baik memimpin Solo.
Dia mengklaim, bila menang, dia akan memperjuangkan wong cilik sesuai kebutuhannya.
“Solo harus kondusif dan kedamaian. Independen dapat menjadi percontohan dalam era baru ini. Semoga akan legawa, siapa saja yang menang dan kalah tetap saudara. Jangan ada gesekan, saya juga siap menang dan kalah selama tidak ada kecurangan,” terangnya.
Dia menambahkan, bila ada kecurangan, ia meminta para awak media untuk mengawal prosesnya.
Selama masa tenang pelaksanaan Pilkada 2020 ini, memilih mengevaluasi diri. Selain itu, dia juga bersilaturahmi melalui Whatsapp untuk mohon doa restu.
“Tadi malam saya cuma nongkrong sama teman-teman. Tiap insan punya cara manembah berbeda-beda. Saya hanya berdoa ke Gusti agar masyarakat memperoleh keadilan,” tandasnya. (kan)