Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Karanganyar

Kehilangan Sosok Ibu Dirasakan Anak Dari Korban Tanah Longsor di Tawangmangu Karanganyar

Kehilangan sosok seorang ibu dirasakan oleh Wiji Ari Winoto (23) dan Nurul Ma'mudah (17), anak dari Harni (52) yang menjadi korban tanah longsor

Penulis: Agus Iswadi | Editor: galih permadi

TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Kehilangan sosok seorang ibu dirasakan oleh Wiji Ari Winoto (23) dan Nurul Ma'mudah (17), anak dari Harni (52) yang menjadi korban tanah longsor di Sedayu Desa Tengklik Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar pada pekan lalu. 

Pasca kejadian, Ari dan Nurul mengungsi sementara di rumah pamannya.

Rumah pamannya tidak jauh dari kediaman Ari, hanya terpaut teras dan jalan.

Baca juga: Ditanya Soal Vaksin Corona, Menkes Terawan Langsung Ngacir Masuk Mobil Tinggalkan LPFK Solo

Baca juga: Sindiran Karni Ilyas ke Fadli Zon Bikin Tamu ILC Tertawa Keras

Baca juga: Hendi Minta Kreteg Wesi Sampangan Semarang Selesai Pertengahan Desember

Baca juga: Heboh Elis Gadis ABG Mutilasi Hasan si Sugar Daddy Jadi 14 Bagian, Polisi Beberkan Motifnya

Pantauan di lokasi, warga sekitar sedang membantu persiapan acara doa tujuh hari sejak kepergian Harni. 

Acara doa bersama digelar sore ini.

Bapak-bapak terlihat mengangkut kursi dan memasang terpal di depan rumah.

Sedangkan ibu-ibu mempersiapkan hidangan yang disajikan saat acara doa bersama sejak tujuh hari meninggalnya Harni.

Rasa kehilangan sosok ibu dirasakan Nurul, pelajar yang kini mengenyam pendidikan di MA Miftahul Ulum Matesih itu.

Sejak kepergian sang ayah, Nurul tinggal bersama kakak dan ibunya.

Dia masih ingat betul saat kejadian tanah longsor pada Sabtu pekan lalu itu.

Saat kejadian, Nurul sedang menunaikan salat isya'. Sedangkan ibunya sedang wudu di kamar mandi. 

"Sebelah barat sudah longsor, dipanggil sama Linmas suruh keluar.

Saya niatnya mau salat.

Terus saya dengar suara gemuruh, baru dua rakaat saya langsung lari. 

Emak (ibu) di mana, emak di mana.

Tidak ada yang menyahut, saya kembali lagi ke dapur, sama warga dibawa turun lagi," kenangnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (11/12/2020). 

Nurul sempat merasakan firasat aneh melalui mimpi sebelum kepergian ibundanya.

Bahkan firasat itu dirasakannya sejak beberapa bulan sebelum kejadian tanah longsor. 

"Kalau mimpi diajak seseorang yang sudah meninggal, katanya ada sesuatu.

Itu beberapa bulan (sebelumnya) malahan.

Saya sempat kepikiran," ucapnya.    

Di antara kedua anak korban, sang adik, Nurul sapaan akrabnya lebih dekat dengan almarhumah.

Mengingat, Nurul masih tidur bersama ibunya.

Di sisi lain, sosok ibu menjadi tempat curhat mengenai apapun. 

"Kan ibu pulang kerja malam, setiap pulang pasti dibangunin.

Terus cerita-cerita. Selama di tempat kerja. Interaksi lebih banyak dengan saya daripada mas (kakak).

Ibu kerja di warung makan. Sering dibawakan makanan.

Merasa kehilangan banget, soalnya paling dekat sama ibu. Setiap hari curhat apa-apa sama ibu," katanya lirih.

Sesuai pesan dari ibu, setelah selesai sekolah jenjang setara SMA.

Nurul bercita-cita ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. 

Sang kakak, Ari masih ingat betul pesan yang disampaikan ibu semasa hidup.

Ibu titip pesan kepadanya supaya menjaga adik perempuannya.

Mengingat, bagaimanapun juga sosok laki-laki yang ada di keluarga hanya Ari saja. 

"Le (panggilan untuk anak laki-laki), bapak kan wes ora enek (bapak sudah tidak ada). Jaluk tulung, adik e dijogo (tolong adik dijaga).

Piye carane iso mulyo, ojo sampe mandek sekolah (bagaimana caranya supaya sejahtera, jangan sampai putus sekolah), ungkapnya.  

Ari sampai saat ini belum ada gambaran akan pindah dari rumahnya yang sempat terkena material longsor atau tidak.

Lantaran masih musim hujan, Ari dan adiknya tinggal bersama pamannya. Total ada tiga KK yang sekarang menghuni rumah tersebut.

Setelah mengungsi ke rumah pamannya, bantuan sembako, uang dan pakaian terus mengalir. Baik itu dari saudara, warga sekitar, pemerintah desa, relawan dan BPBD Karanganyar. 

"Keinginan pindah ada, tapi jangka waktunya lama.

Soalnya di sini sudah empat kali terjadi longsor. Seingat saya 2007 lalu yang agak parah dan tahun ini," pungkas Ari. (Ais). 

Baca juga: PDIP Jateng Beberkan Soal Kekalahan Pilkada 2020 di 4 Daerah: Purworejo Paling Berat untuk Menang

Baca juga: Detik-detik Mobil Mundur Masuk Jurang Ketika Parkir, Netizen Duga Benda yang Jatuh Bayi

Baca juga: Wali Kota Solo Jelaskan Kriteria Pemudik yang Dikarantina, Berikut 5 Faktanya

Baca juga: Peruntungan Shio Besok Sabtu 12  Desember 2020

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved