Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Kapolres Sragen Pikul Keranda Jenazah Aipda Samsul Hadi Meninggal Kecelakaan Tertabrak Kereta Api

Aipda Samsul Hadi (57) warga Perum Gemolong korban tabrakan maut KA Brantas Jurusan Pasar Senen-Blitar dengan mobil patroli Polsek Kalijambe

TRIBUN JATENG/MAHFIRA PUTRI
Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi ketika memikul keranda Aipda Samsul Hadi ke pemakaman Muslim Muhammadiyah Gemolong, Senin (14/12/2020) 

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Aipda Samsul Hadi (57) warga Perum Gemolong korban tabrakan maut KA Brantas Jurusan Pasar Senen-Blitar dengan mobil patroli Polsek Kalijambe akhirnya dimakamkan.

Korban dimakamkan di tempat pemakaman sekitar rumah korban di Gemolong.

Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi turut hadir dan ikut memikul keranda mengantar jenazah hingga ke tempat pemakaman.

Baca juga: Hasil Drawing Babak 16 Besar Liga Champion Big Match Liverpool Vs RB Leipzig hingga Barcelona Vs PSG

Baca juga: Kapan Vaksin Corona Tiba di Semarang? Ini Jawaban Kepala Dinkes Abdul Hakam

Baca juga: Youtube dan Gmail Down Error Trending di Twitter

Baca juga: Istri di Solo Menangis Histeris Dapat Kabar Bripka Slamet Meninggal Tertabrak Kereta Api di Sragen

Upacara pemakaman di Makam Muslim Muhammadiyah Gemolong dipimpin oleh Kapolsek Plupuh, AKP Marsidi sekaligus mantan Kapolsek Kalijambe, Senin (14/12/2020).

Usai pemakaman, Marsidi kepada wartawan menyampaikan almarhum merupakan orang yang disiplin, ramah dan sangat sabar melayani masyarakat.

"Almarhum memang disiplin, ramah, tamah sabar melayani warga masyarakat.

Dia dengan ramahnya dengan disiplinnya tidak pernah selama dinas mengeluh dalam kaitannya kedinasan."

"Dia tidak pernah meninggalkan dinas selama bergabung dengan saya," terang Marsidi.

Marsidi melanjutkan, almarhum di Polsek Kalijambe sebagai KSPK.

Setiap hari almarhum memimpin dan mengendalikan dari piket maupun patroli.

"Mengendalikan kegiatan di lapangan dalam rangka antisipasi kejadian kejahatan atau tindak pidana yang di wilayahnya agar semuanya dengan dalam keadaan kondusif," lanjut dia.

Marsidi sendiri mengaku telah mengenal korban kurang lebih 10 tahun.

Yang selalu ia ingat almarhum tidak pernah mengeluh apabila diminta tolong olehnya.

"Almarhum itu tidak pernah sambat atau mengeluh, setiap saya mintai tolong selalu langsung dilaksanakan, cekatan orangnya," katanya.

Meski tidak memiliki prestasi yang menonjol, Marsidi mengaku almarhum sering mengisi pengajian.

Almarhum sering mengisi khutbah Jum'at, hingga pada saat bulan puasa.

"Hobinya mengaji, mengisi pengajian-pengajian, khutbah Jumat, bulan puasa mengisi ceramah," papar Marsidi.

Diberitakan sebelumnya kecelakaan maut telah terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang di Dukuh Siboto RT 11, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Minggu (13/12/2020) pukul 23.00 WIB.

Dalam insiden ini, dua anggota dan satu personel TNI menjadi korban kecelakaan maut.

Korban yang sudah ditentukan ialah Aipda Samsul Hadi (57) warga Perum Gemolong dan Bripka Slamet Mulyono (45) warga Solo.

Keduanya sama-sama bertugas di Polsek Kalijambe.

Sementara itu, satu anggota TNI ialah Pelda Eka Budi M (50) warga Dukuh Krikilan, Desa Krikilan, RT 08, Kalijambe, Sragen bertugas di Koramil Kalijambe hingga kini belum ditemukan.

Istri Histeris

Suasana duka menyelimuti rumah duka Bripka Slamet Mulyono di Jalan Ronggowarsito Nomor 116 Aspol Beskalan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Senin (14/12/2020).

Bripka Slamet Mulyono merupakan satu di antara korban kecelakaan tertabrak kereta api Brantas rute Pasar Senen-Blitar di di Perlintasan rel di Dukuh Siboto, Desa Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Minggu (13/12/2020).

Dari pantauan Tribun Jateng, para pelayat mulai ramai sekira pukul 11.00 WIB.

Prosesi salat jenazah Bripka Slamet Mulyono di rumah duka yang berada di Asrama Polisi Beskalan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (14/12/2020) siang.
Prosesi salat jenazah Bripka Slamet Mulyono di rumah duka yang berada di Asrama Polisi Beskalan, Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (14/12/2020) siang. (TRIBUN JATENG/MUHAMMAD SHOLEKAN)

Menurut adik ipar almarhum, Aipda Abdullah, pihak keluarga tak merasakan adanya firasat apapun dari keluarga.

Dia menyampaikan, keluarga dan rekan-rekan di Aspol sempat tak percaya Slamet meregang nyawa saat tugas.

Hal itu karena korban sempat mengirim pesan melalui pesan singkat Whatsapp kepada salah satu penghuni Aspol.

"Memberi kabar kalau beliaunya piket mau patroli.

Ya, sama dua temannya yang satu mobil itu.

Pesan itu sekira pukul 21.00 WIB," ucapnya.

Kemudian, sekira pukul 23.00 WIB rekannya itu kembali mendapat kabar, mobil patroli yang dipakai korban dihantam kereta api rute Pasar Senen-Blitar.

Seketika, rekan korban langsung memberikan kabar tersebut kepada Abdullah.

"Kaget saya, wong tadi berangkat baik-baik saja," ucapnya.

Setelah mendapatkan kabar, dia langsung mencari kebenaran kabar tersebut dari beberapa rekannya yang bertugas di Polres Sragen.

Naas, ternyata semua membenarkan peristiwa mengenaskan tersebut.

Menurutnya, hal terberat bagi Abdullah adalah ketika harus memberi kabar duka itu kepada sang istri almarhum, Nurul Chairiyani.

Ketika memberikan kabar, tangis pecah di asrama dini hari kemarin.

Tangis istri korban mengundang rasa penasaran penghuni asrama lainnya.

"Kita langsung bagi tugas, ada yang menyiapkan rumah duka, ada yang bersiap menjemput jenazah," ungkapnya.

Jenazah tiba pada Senin (14/12) pagi. Namun wanita tersebut berangsur-angsur mulai tegar dan ikhlas.

Abdullah menuturkan, istri almarhum percaya kalau suaminya meninggal dalam keadaan mulia, karena gugur dalam bertugas.

Selain meninggalkan istri, almarhum meninggalkan 3 orang anak yaitu Akmal Asjadnuha Najidan, Nadsyah Maulana Najidan, dan Ubaidillah Sulton Najidan.

"Istri dan dua anaknya tinggal di sini, yang sulung Mondok di Ponpes Budi Utomo Purwodadi.

Sebelum subuh tadi langsung saya jemput di ponpes," ungkapnya.

Sosok Tegas dan Disiplin

Di mata keluarga, almarhum merupakan sosok yang tegas dan disiplin.

Bahkan, karena kegigihannya, dia pernah mendapat penghargaan dari Polres Sragen dalam penanganan Covid-19 di wilayah dia bekerja.

"Dapat hadiah sepeda. Yang memberikan langsung Kapolres Sragen," ungkapnya.

Sebelum bertugas sebagai Babinkamtibmas, dia merupakan anggota Detasemen C Pelopor Polda Jateng.

Slamet Mulyono merupakan lulusan Pusat Pendidikan (Pusdik) Korps Brimob, Watukosek 1995/1997. 

(uti/kan)

Baca juga: Hendi Targetkan Pelebaran Jalan Sriwijaya Semarang Mulai Januari 2021

Baca juga: Inilah Top 24 Indonesian Idol 2021 yang Lanjut ke Babak Showcase Nanti Malam

Baca juga: Kasus Mayat dalam Septic Tank Terungkap, Pelaku Sempat Tawarkan Harta Korban ke Mantan Istri

Baca juga: Pemotor Nekat Lawan Arah Tewas Kecelakaan di Pertigaan Trengguli Demak

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved