Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Opini

Sambut Pembelajaran Tatap Muka

Berlangsungnya proses pembelajaran mencakup 5 komponen: komunikasi guru, siswa, bahan ajar, media pembelajaran, dan adanya tujuan pembelajaran.

Penulis: - | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG
Opini Tribun Jateng 16 Desember 2020 

TRIBUNJATENG.COM - Pemerintah mengumumkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri berdasarkan siaran pers Kemendikbud Nomor 368/sipres/A6/XI/2020. Pemerintah Daerah diberikan kewenangan penuh dalam menentukan izin pembelajaran tatap muka di semester genap tahun pelajaran 2020/2021 di masa pandemi Covid-19.

Pemberian izin pembelajaran tatap muka dapat dilakukan secara serentak dalam satu daerah, dimana Mendikbud menegaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan permintaan daerah. Mendikbud mendorong untuk dilakukannya pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan, meskipun di akhir kalimatnya masih ada tanda kutip “Orang tua memiliki hak penuh untuk menentukan. Bagi orang tua yang tidak menyetujui anaknya melakukan pembelajaran tatap muka, peserta didik dapat melanjutkan pembelajaran dari rumah secara penuh”.

Protokol kesehatan disampaikan secara detail seperti halnya yang dahulu telah disampaikan dalam konsep pembelajaran shift masa New Normal. Cakupan dalam panduan didalamnya juga sama mengenai jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, dan memakai masker.

Apresiasi penuh kepada pemerintah yang telah memberikan respons atas kegundahan aktivitas pendidikan, baik itu kondisi guru, orang tua siswa maupun siswa. Sesuai yang telah disebutkan bahwa meskipun pembelajaran jarak jauh sudah terlaksana dengan baik, jika tidak dilakukan pembelajaran tatap muka terlalu lama akan berdampak negatif pada psikologi anak.

Memang betul sangat dirasakan sejak diberlakukannya pembelajaran jarak jauh Maret 2020 ada banyak kendala yang dihadapi. Tak hanya di Indonesia saja, di belahan dunia manapun juga mengalami. Ada negara yang sudah siap dengan teknologi yang memadai, namun banyak negara yang kelimpungan karena keterbatasan teknologi.

Baca juga: Catherine Wilson Sempat Sakau saat Jalani Rehabilitasi

Baca juga: Vid, Kapan Lungamu?

Baca juga: Ditemukan Kucing Merah Langka Pertama Kali di Hutan Kalimantan, Awalnya Hanya Ujicoba Kamera

Hal ini selaras dengan temuan Verma, Champbell, Melville dan Park (2020) di Afrika Selatan, India, dan Australia. Afrika Selatan memiliki masalah di dalam dunia pendidikan saat pandemi Covid-19 adalah kurangnya akses data menggunakan HP. Masih dibutuhkan 6.000 laptop untuk siswa sekolah serta dibutuhkan 20-30 GB per bulan. Hal ini lumrah mengingat Afrika Selatan merupakan negara berkembang sama seperti halnya di Indonesia. Selain itu, banyak penduduk yang masih tinggal di pedesaan sehingga fasilitas elektronik masih minim. Fasilitas penunjang pembelajaran virtual masih sangat minim.

India menggunakan pembelajaran secara virtual, karena tidak mungkin diadakannya kelas kunjung (home visit). Punya kendala dalam pembelajaran karena mereka tidak bisa mengakses laboratorium dari rumah. India memiliki masalah jumlah penduduk yang sangat besar. Masih banyak penduduk negara India yang belum menguasai teknologi. Penduduk India masih banyak yang belum peduli pada pendidikan.

Australia menggunakan media Zoom dalam belajar. Dibentuk grup media pembelajaran antara guru dan siswa. Tidak ada masalah dalam pembelajaran virtual, karena hampir semua siswa bisa mengaksesnya. Australia merupakan salah satu negara maju. Sebagian besar masyarakat tinggal di perkotaan. Masyarakat sudah melek teknologi. Jaringan internet kuat dan tidak banyak kendala dalam pembelajaran virtual.

Di Indonesia, berdasarkan penelitian Muhmmad Taufik (2020) mengenai Implementasi pemanfaatan media pembelajaran IPA di SD Indonesia dalam masa School from Home ditemukan banyak menggunakan media sosial berupa YouTube dan Whatsapp. Hal ini dilakukan karena akses lebih mudah dan aplikasi yang familiar di Indonesia. Namun masih ada beberapa daerah yang juga susah dalam mendapatkan ases karena tidak memiliki handphone. Selain itu di beberapa daerah juga mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses internet. Akhirnya yang dilakukan ialah dengan melalukan pembelajaran tatap muka dalam kelompok kecil dan mendatangi rumah siswa.

Tanggung Jawab Guru

Dalam siaran pers pengumuman Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, Mendikbud menyatakan bahwa “Orang tua memiliki hak penuh untuk menentukan. Bagi orang tua yang tidak menyetujui anaknya melakukan pembelajaran tatap muka, peserta didik dapat melanjutkan pembelajaran dari rumah secara penuh”. Artinya seorang guru harus memberikan pelayanan ganda yaitu mengajar dengan tatap muka sekaligus mengajar secara online untuk orang tua yang memilih belajar dari rumah.

Baca juga: 22 Tahun Menikah, Rohimah Istri Pertama Kiwil Kini Ajukan Gugat Cerai

Baca juga: Update Corona Kota Semarang, Rabu 16 Desember 2020, Semarang Barat Kembali Tertinggi

Baca juga: Pria ini Nekat Tempuh Puluhan Kilometer Naik Jetski demi Pacar, Langgar Aturan Covid-19 hingga Dibui

Baca juga: Profil Suryo Prabowo, Sosok yang Sering Kritik Jokowi Kini Ditunjuk Prabowo Jadi Ketua KKIP

Selain dari pada itu untuk asesmen / evaluasi pembelajaran juga memerlukan pelayanan ganda, baik itu secara tatap muka (hard file) dan asesmen/evaluasi secara daring. Jika dalam pembelajaran daring Kemendikbud memberikan arahan berupa nilai siswa harus di atas KKM, lalu bagaimana dengan siswa yang Januari 2021 mengikuti pembelajaran daring di kala temannya belajar secara tatap muka? Ataukah untuk yang melakukan pembelajaran tatap muka juga harus diatas KKM tanpa ada remidial ? Semoga ada jawaban.

Yang perlu menjadikan perhatian selanjutnya ialah ketika pembelajaran tatap muka nanti ada salah satu komponen pendidikan yang berada di suatu sekolah ada yang terpapar Covid-19 secara otomatis sekolah akan dilakukan lockdown kembali. Skema pembelajaran akan berubah kembali, perencanaan pembelajaran yang di susun berminggu-minggu akan secara mendadak berubah Kembali.

Namun begitulah dunia pendidikan. Fitria Ariyanto dalam bukunya Cerdas di Kelas (2019), bangsa dan peradaban adalah produk pendidikan. Kegagalan suatu bangsa dan hancurnya peradaban adalah kegagalan dunia pendidikan. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana memerankan pendidikan sebagai wahana bagi anak-anak bangsa ini agar bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi. Jadi, selain cerdas juga kaya akan pengalaman hidup. Banyak orang yang berpendidikan tetapi gagal dalam hidup karena tidak mampu mengendalikan diri.

Berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dari 5 komponen yaitu komunikasi guru, siswa, bahan ajar, media pembelajaran, dan adanya tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tesebut disebut sistem dalam proses pembelajaran yang mutlak. Oleh sebab itu dalam kondisi dan situasi apapun, maka guru sebagai satu komponen utama harus siap dalam kondisi apapun itu. (Penulis: M Abdur Rohman, S.Pd, Guru SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar, Gumpang, Kartasura)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved