Berita Karanganyar
Cerita Best Antar Pendaki Ritual di Gunung Lawu, Ketemu Prajurit Misterius, Kambing Mogok Jalan
Kejadian janggal serta beresiko tinggi kerap dialaminya saat menjadi porter pendaki ritual dibandingkan dengan pendaki pada umumnya
Penulis: Agus Iswadi | Editor: muslimah
Kambing disembelih di situ dan daging di bawa ke atas.
Tahu-tahu ada seperti orang naik kuda tanpa kepala.
Kepalanya ditenteng.
Saya sampai teriak.
Bos yang tidur ditenda sampai terbangun.
Saya tidak bisa jawab.
Saya tidak berani menongok dan hanya menunduk.
Ditanya lagi, ada apa.
Enek uwong marani aku (ada orang medatangi saya), uwong numpak jaran (orang naik kuda).
Uwis ojo tekok wae (sudah jangan tanya terus)," kenangnya.
Lebih lanjut, kejadian janggal itu baru saya ceritakan kembali saat keesokan harinya. Kejadian itu bukan hanya sekali dialaminya.
Selain itu saat mengantar pendaki lain asal Bogor, dirinya juga sempat mengalami kejadian janggal lain saat berada di dalam tenda.
Tenda itu didirikan di depan warung yang berada di jalur menuju puncak.
Saat itu pendaki yang bersamanya bertanya, apakah mendengar suara orang berjalan layaknya seorang prajurit.
Best tidak terlalu menanggapi apa yang ditanyakan dan meminta pendaki itu supaya tidur saja.
“Setelah bilang begitu, pukul 24.00. Ada yang mengitari tenda sambil mengetuk tenda.
Bayangan hitam. Saya kemudian main handphone dan mendengarkan musik (lagu), tuturnya.
Selama menjadi porter maupun guide, pengalaman mistis kerap dialami Best saat mengantar pendaki ritual dari pada pendaki biasa pada umunya yang sekedar menikmati keindahan alam sembari berswa foto.
Dia mengungkapkan, pengalaman menjadi porter yang paling berkesan selama ini ialah ikut mengantar anak dari putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ibas dan AHY saat naik ke puncak Gunung Lawu. (Ais)