Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liga Indonesia

Dadang Hidayat 11 Tahun Setia Bersama Persib, Ini Kisahnya Lepas dari Bayang-Bayang Degradasi

Selain itu, hal lain yang membuat kiprah Dadang Hidayat layak diapresiasi adalah kesetiaannya kepada Persib.

KOMPAS.com/SEPTIAN NUGRAHA
Mantan kapten Persib Bandung, Dadang Hidayat, saat tampil dalam laga persahabatan legenda Persib di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. (KOMPAS.com/SEPTIAN NUGRAHA) 

Alih-alih mampu meningkatkan prestasi tim, kehadiran gerbong Polandia justru membuat Persib semakin terpuruk. 

Dahi mengenang kejadian tersebut sebagai momen yang tak pernah bisa dilupakan selama perjalanan kariernya bersama Persib.

Diakui Dahi, saat itu dirinya merasa sangat tertekan.

Bahkan untuk keluar rumah saja, Dahi tidak berani karena saking malunya.

"Jujur, musim itu menjadi musim paling berat yang pernah saya lalui bersama Persib.

Selama satu musim itu saya benar-benar stres sampai malu untuk keluar rumah.

Prestasi Persib saat itu sedang terpuruk, dari awal musim kita ada di peringkat paling bawah dan hampir degradasi," kata Dahi.

Dalam situasi tersebut, para pengurus Persib pun mengambil sikap dengan mendepak Marek plus para pemain Polandia bawaannya.

Pada bursa transfer tengah musim, Persib pun menunjuk pelatih asal Cile Juan Antonio Paez untuk menggantikan posisi Marek.

Adapun Paez juga membawa tiga pemain asal Cile, seperti Alejandro Tobar, Claudio Lizama, dan Rodrigo Sanhueza.

Setelah ditangani Paez, performa Persib mulai membaik.

Perlahan namun pasti, Persib mulai merangkak meninggalkan posisi juru kunci.

Sayangnya, Persib belum mampu keluar dari zona degradasi.

Pada akhir musim 2003, Persib duduk di posisi ke-16, yang merupakan zona play-off.

Artinya, bila ingin bertahan di divisi utama pada musim depan, Persib harus berjuang di babak play-off.

Akhirnya, Maung Bandung pun selamat dari zona degradasi setelah menunjukkan performa gemilang dalam babak play-off.

"Waktu ada play-off dan dengan perjuangan yang keras, kami bisa lolos dari degradasi.

Kalau sampai degradasi, itu nama saya akan tercatat dalam sejarah, membawa Persib degradasi.

Jadi bebannya memang berat sekali," kata Dahi.

Setelah melewati momen kelam tersebut, kiprah Dahi bersama Persib terus berlanjut hingga tahun 2005.

Dahi mengakhiri pengabdian selama 11 tahunnya bersama Persib karena pada tahun tersebut dia memutuskan untuk pensiun.

Dahi bercerita, sejatinya dia mendapatkan banyak tawaran dari klub lain.

Bahkan, ketika sudah pensiun, masih ada saja klub yang meminatinya.

Namun, Dahi sudah bertekad untuk menjadikan Persib sebagai klub pertama dan terakhir dalam karier profesionalnya.

"Dulu bahkan sempat negosiasi dan cocok secara harga.

Namun, saya memutuskan untuk tidak jadi mengambil tawaran itu. Sebab, saya kan cita-cita dari kecil ingin main di Persib," kata Dahi.

"Jadi, saya ingin hanya Persib satu-satunya klub yang saya bela dari awal sampai akhir karier saya.

Main di Persib itu untuk saya adalah kebanggaan.

Saya main di Persib tidak semata-mata karena uang," kata dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah 11 Tahun Dadang Hidayat bersama Persib, Lepas dari Bayang-bayang Degradasi"

Baca juga: PSIS Ingin Pulang

Baca juga: Ulah Rosiana Dewi saat Akad Nikah Bikin Handika Pratama Syok: Biar Gue Enggak Baca Contekan

Baca juga: Sebelum Lengser Donald Trump Minta Namanya Dijadikan Nama Bandara, Minimal Kapal Induk

Baca juga: Seorang Pria Mengaku Masukkan Racun Saraf Novichok ke Celana Dalam Pemimpin Oposisi Rusia

Sumber: Kompas.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved