Berita Semarang
Ingin Tahu Hari Baik Anda di 2021 Berdasar Kalender Jawa? Ini Gambaran Cara Menghitungnya
Pengalihan kalender dari tahun Masehi ke tahun saka ini penghitungannya dengan cara dikurangi 78 tahun
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tahun baru 2021 jatuh pada Jumat, 1 Januari 2021 besok.
Tahun tersebut merupakan tahun baru Masehi yang penghitungannya mengacu pada kalender greogorian.
Kalender ini digunakan negara-negara di berbagai belahan dunia dengan pembagian 12 bulan dalam satu tahun.
Di Indonesia selain mengacu pada kalender Masehi, ada sebagian etnis yang masih mempertahankan kalender lokal sebagai acuan.
Baca juga: Kasus Parodi Lagu Indonesia Raya, Polisi Malaysia Temukan Fakta Baru Pembuatnya Diduga WNI
Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini 31 Desember: Aldebaran Marah Ada yang Kirimi Andin Bunga, Pesaingnya Muncul
Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini 31 Desember 2020: Rendy Bilang Ada Kejutan, Roy Muncul Lagi dan Sosok Angga
Baca juga: Bocah 14 Tahun Tikam Karyawati Bank Berkali-kali hingga Tewas, Polisi: Pelaku Panik Ketahuan
Penggunaan kalender lokal pada umumnya ditujukan untuk menentukan hari baik dan menghindari hari buruk saat akan melangsungkan suatu kegiatan.
Di antara yang masih mempertahankan kalender lokal adalah etnis Jawa.
Bagi sebagian masyarakat yang masih memegang erat budaya Jawa, mereka mengenal istilah sengkalan atau penghitungan tahun saka.
Bagaimana penghitungannya?
Drs Widodo M Pd, Dosen Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang (Unnes) memaparkan, tahun saka memiliki selisih 78 tahun dari tahun Masehi.
Pengalihan kalender dari tahun Masehi ke tahun saka ini penghitungannya dengan cara dikurangi 78 tahun.
"Sengkalan itu perhitungan berdasarkan tahun Jawa.
Jadi kalau penghitungan tahun 2021 kemudian dikurang 78 tahun, tahun sakanya adalah 1943," terang pengampu mata kuliah Mitologi Jawa tersebut, Rabu (30/12/2020).
Lebih lanjut Widodo menerangkan, sengkalan sendiri terbagi manjadi tiga macam.
Pertama yakni candra sengkala.
Penghitungan tahun candra sengkala ini dihitung berdasarkan beredarnya bulan.
Hasil penghitungan tahun tersebut dari pengurangan 78 tahun.
Kedua adalah surya sengkala.
Widodo menjelaskan, surya sengkala atau tahun syamsiah merupakan penghitungan tahun berdasarkan peredaran matahari.
Pengalihan tahun masehi ke tahun saka berdasarkan surya sengkala yakni dengan cara dibalik sehingha tahun 2021 dialihkan atau dibalik menjadi 1202.
"Jadi nanti tahun 2021 itu tinggal mengalihkan ke dalam istilah Jawa apa adanya," tuturnya.
Widodo lantas menerangkan, dalam kehidupan masyarakat Jawa, mereka mengenal istilah benda-benda yang bernilai satu.
Begitu juga sinonim dari benda tersebut.
"Suryosengkolo itu kata-kata atau benda-benda yang ada di dunia ini yang memiliki nilai satu, misal bumi itu kan jumlahnya satu termasuk sinonim dari bumi apa saja.
Kemudian dua, termasuk benda-benda yang ada di dunia ini termasuk sinonimnya yang bernilai dua.
Umpamanya tangan. Perilaku tangan dua, termasuk perbuatan untuk menyembah, dan lainnya.
Kemudian ketiga, nilai 0 atau benda-benda di dunia ini yang bernilai 0," paparnya.
Lantas Widodo menekankan, terkait hari baik maupun hari buruk tahun 2021 dikembalikan pada kepercayaan masing-masing.
Hari tersebut yakni berdasarkan neptu yang dimiliki setiap individu.
"Kalau dalam kepercayaan Jawa ada istilah nas, hari meninggalnya keluarga. Bagi yang meyakini, hari tersebut dihindari ketika mengadakan acara besar.
Namun begitu dalam keyakinan orang Jawa ada tiga rahasia Tuhan yang tidak bisa diketahui oleh manusia yaitu datangnya maut, jodoh, dan rizki," tukasnya. (idy)
Baca juga: Kasus Parodi Lagu Indonesia Raya, Polisi Malaysia Temukan Fakta Baru Pembuatnya Diduga WNI
Baca juga: Bocah 14 Tahun Tikam Karyawati Bank Berkali-kali hingga Tewas, Polisi: Pelaku Panik Ketahuan
Baca juga: Apa Motif di Baliknya? Ini Pengakuan Aby Febrianto Dunggio Pelapor Video 19 Detik Gisel dan MYD
Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini 31 Desember 2020: Rendy Bilang Ada Kejutan, Roy Muncul Lagi dan Sosok Angga